Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tulis (Membaca)

Posted by


[ Dosen : Drs. H. Ramadi,M.Pd ]
[ Oleh : Mardalena  (A1E310202), Zul Faisal (A1E310209), Dessy Irlita (A1E310226), Arie Hidayat (A1E310243), Wahyuni Ulfah (A1E310244), Adi Novita Sari (A1E310269), Fauzi Mubarak (A1E310928)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA TULIS(MEMBACA)”

Makalah ini berisikan tentang informasi keterampilan berbahasa atau yang lebih khususnya membahas bagaimana upaya meningkatkan keterampilan berbahasa lisanulis salah satunya adalah membaca.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
tulis (Membaca). Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Banjarmasin,    
           

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….....i
BAB I…………………………………………………………………………………….……..
Daftar Isi…………………………………………………………………………..……....ii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………..……...1
BAB II Isi………………………………………………………………………………
Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tulis (Membaca)
Pengertian Membaca…………………………………………………………..……...2
Hubungan Antara Keterampilan Membaca Dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya…………………………………………………………..………..2
Proses Membaca………………………………………………………………...……….2
Problem Umum Yang Dihadapi Anak Dalam Membaca…………..………..3
Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca………………………..…...7
Strategi Pengucapan……………………………………………………………........7
Pemilihan Bahan Ajar……………………………………………………………...…7
Metode Pengajaran…………………………………………………………………....8
Bab III Penutup…………………………………………………………………………....10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….......11


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan  bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Saat ini dunia pendidikan memerlukan adanya reformasi berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan masa depan. Reformasi yang dimaksud bukanlah perubahan yang revolusioner, melainkan suatu perubahan yang bersifat evolutif,antisipatif, dan terus-menerus  sejalan dengan perubahan dan tantangan yang dihadapi dari waktu ke waktu.
Sampai saat ini, kemampuan baca-tulis oleh lulusan SD masih jauh dari harapan. Keluhan tentang rendahnya kemampuan lulusan SD dalam hal baca tulis terus dikumandangkan. Oleh karena itu, siswa sekolah dasar dilatih agar memiliki kemampuan membaca.  Maka diperlukan upaya dalam meningkatkan keterampilan berbahasa tulis khususnya menulis.  


BAB II
ISI

A.Pengertian membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.

B. Proses Membaca
Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak(spodek dan Saracho, 1994). Ada dua cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang cetak :
·         Langsung,yakni menghubungkan ciri penanda visual dari tulisan dengan maknanya.
·         Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna .
Cara pertama digunakan oleh pembaca lanjut dan cara kedua digunakan oleh pembaca permulaan.
Combs (1996) memilah kegiatan membaca menjadi tiga tahap :
·         Tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak( buku), konsep tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf, konsep tentang kara.
·         Tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain.
·         Tahap transisi, anak mulai mengubah kebiasaan membaca bersuara menjadi membaca didalam hati.anak mulai dapat  melakukan kegiatan membaca dengan santai (tidak tegang).
Pengajaran membaca sangat tepat  digunakan sebagai sarana untuk membimbing anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan minat baca. Cara yang ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah dikemukakan sebagai berikut.
ü  Ciptakan lingkaran yang menyenangkan
ü  Perkenalan buku-buku baru
ü  Pilih waktu yang paling tepat
ü  Beri kesempatan untuk merespon isi buku
ü  Berikan bimbingan dalam memahami bacaan
ü  Berikan kesempatan untuk mendiskusikan hasil membacan
ü  Gunakan caradan waktu yang bervariasi
Ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan  guru dalam pengajaran membaca yang di arahkan pada:
ü  Pengembangan aspek sosial anak, yakni kemampuan kerjasama, percaya diri, kestabilan emosi,dan rasa tanggung jawab ;
ü  Pengembangan fisik, yaitu pengaturan gerak motorik , koordinasi gerak mata dan tangan ; dan
ü  Perkembangan kognitif , yakni membedakan bunyi, huruf, menghubungkan kata dan makna.
Untuk dapat mengacu perkembangan anak dalam membaca. Clay (1966) mengemukakan perlunya menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan membaca. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
ü  Kemahiran membaca diperoleh melalui interaksi sosial dan tingkah laku emulatif (kompetitif).
ü  Anak menguasai kemahiran membaca sebagai hasil dan pengalaman hidupnya.
ü  Anak akan menguasai kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan memerlukan proses.
ü  Kegiatan bermain memainkan peran penting dalam penguasaan membaca.

C. Problem Umum yang Dihadapi Anak dalam Membaca
Dalam pelaksanaan membaca , guru seringkali dihadapkan pada anak yang memahami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi, huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan anak memahami isi bacaan. Berikut dikemukakan kesulitan-kesulitan yang umumnya dihadapi anak dalam belajar membaca :
1.    Kurang Mengenali Huruf
Kesulitan yang berupa ketidakmampuan  anak mengenali huruf-huruf dalam alfabetis, yakni ketidakmampuan anak membedakan huruf besar dan kecil. upaya yang ditempuh guru dalam membantu anak yang mengalami jenis kesulitan ini dapat berupa huruf dijadikan bahan nyanyian atau menampilkan huruf dan mendiskusikan bentuk (karakteristiknya),khususnya huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk (misalnya p, b, dan d ).
2.    Membaca Kata Demi Kata
Membaca kata demi kata sering kali disebabkan oleh : a) gagal menguasai keterampilan pemecahan kode(decoding), b) gagal memahami makna kata , atau c)kurang lancar membaca. Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah :
Ø  Gunakan bacaan yang tingkat kesulitannya paling rendah
Ø  Suruh anak menulis kalimat dan membacanya dengan keras
Ø  Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan  kosa kata
Ø  Jika anak tidak menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah kegiatan anak membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut.
3.    Memparafrasekan yang Salah
Anak  seringkali melakukan pemenggalan(berhenti membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma. Untuk mengatasi kesulitan ini dapat digunakan cara berikut :
Ø  Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan anak terhadap makna kelompok kata (frase), sajkan sejiumlah kelompok kata dan latihkan cara membacanya.
Ø  Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan anak tentang tanda baca, perkenalkan fungsi tanda baca dan cara membacanya.
Ø  Berikan paragraph tanpa tanda baca, suruhlah anak untuk membacanya. Selanjutnya ajaklah anak-anak untuk menuliskan tanda baca pada paragraph tersebut.
4.    Miskin Pelafalan
Ketidaktepatan anak melafalkan sebuah kata disebabkan oleh anak tidak menguasai bunyi-bunyi bahasa (fonem), anak mengetahui bunyi-bunyi bahasa tetapi tidak dapat menggunakannya, keterampilan anak sangat kurang, anak mengalami gangguan dalam hal pendengaran atau pengucapan.Untuk mengatasi kesulitan ini, digunakan cara sebagai berikut:
Ø  Bunyi-bunyi yang sulit diucapkan perlu diajarkan secara tersendiri
Ø  Bagi anak yang tidak dapat mengucapkan kata secara tepat, berikan latihan khusus pengucapan kata-kata tertentu yang dipandang sulit.
5.    Penghilangan
Ø  Yang dimaksud dengan kesulitan penghilangan adalah anak menghilangkan (tidak dibaca) kata atau frase dari teks yang dibacanya. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan anak mengucapkan huruf-huruf yang membentuk kata. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya adalah :Lakukan korelasi secara tidak langsung (misalnya disuruh membaca ulang) terhadap anak yang memiliki kebiasaan menghilangkan kata atau frase dalam membaca
Ø  Kenali jenis kata atau frase  yang dihilangkan
Ø  Barikan latihan membaca kata atau frase.
6.    Pengulangan
Kebiasaan anak mengulangi kata atau frase dalam membaca juga disebabkan oleh foktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf-bunyi, atau rendah keterampilannya. Untu mengatasinya dapat digunakancara sebagai berikut :
Ø  Anak perlu disadarkan bahwa mengulang kata dalam membaca merupakan kebiasaan buruk
Ø  Kenali jenis kata yang diulang
Ø  Siapkan kata atau frase sejenis untuk dilatihkan.
7.    Pembalikan
Kesulitan seringkali dihadapi oleh anak kidal yang memiliki kecenderungan menggunakan orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca dan menulis serta rendahnya penguasaan huruf bunyi. Untuk mengatasi kesulitan ini dapat ditempuh cara sebagai berikut:
Ø  Anak perlu disadarkan bahwa membaca (bahan bahasa yang menggunakan sistem alfabetis) menggunakan orientasi dari kiri ke kanan
Ø  Bagi anak yang kurang menguasai hubungan huruf-bunyi, siapkan kata-kata yang memiliki bentuk serupa untuk dilatihkan
Ø  Latihan hendaknya dilakukan dalam dentuk kata bermakna, misalnya huruf p dan b dilatihkan dengan menggunakan kata pagi dan bagi.
8.    Penyisipan
Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat yang dibaca termasuk hambatan dalam membaca untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan cara suruh anak membaca dengan pelan-pelan dan mengingatkan bahwa dia telah menambahkan kata dalam membaca.
9.    Penggantian
Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain dapat disebabkan oleh ketidakmampuan anak membaca suatu kata tetapi dia tahu makna daria tersebut. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan cara sebagai berikut :
Ø  Gunakan bahan bacaan yang termasu kategori mudah
Ø  Identifikasi kata-kata yang sulit diucapkan oleh anak
Ø  Latihkan cara mengucapkan kata-kata tersebut.
10. Menggunakan gerak bibir,jari telunjuk, dan menggerakkan kepala
Kebiasaan anak menggerakkan bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala sewaktu dia membaca dalam hati dapat menghambat perkembangan anak dalam membaca. Untuk mengatasinya dilakukan cara :
Ø  Suruh anak menggumamkan suatu kalimat, selanjutnya suruh anak untuk mengulangi membaca kalimat tersebut tanpa menggumam
Ø  Jelaskan pada anak bahwa membaca dengan cara menggumam dapat menghambat keefektivan membaca.
11. Kesulitan konsonan
Cara yang digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut yaitu:
Ø  mengembangkan kemampuan anak dalam mendengarkan konsonan yang dipandang sulit. Misalnya konsonan d, tuliskan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d (delapan,adat, dapat diri,dsb)
Ø  Ajak anak memperhatikan bentuk huruf tersebut
Ø  Latihlah anak mengucapkan kata-kata yang didalamnya terkandung konsonan tersebut.
12. Kesulitan Vokal
Cara yang dapat digunakan untuk mengatasinya yaitu
Ø  Menanamkan pengertian bahwa huruf-huruf dalam melanbangkannya lebih dari satu bunyi. Misalnya huruf i dapat melambangkan bunyi I dan é, huruf e dapat melambangkan bunyi e, é dan è
Ø  Berikan contoh  huruf I yang melambangkan bunyi e, é dan è dalam kata-kata
Ø  Ajaklah anak mengunpulkan kata yang didalamnya terkandung huruf I yang melambangkan bunyi I dan é, huruf e yang melambangkan bunyi e, é, dan è.
13. Kesulitan Kluster, Diftong, dan Digraf
Dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dua konsonan ataw lebih), diftong (gabungan dua fokal), dan digraph (dua huruf yang melambangkan satu bunyi).untuk mengtasi kesulitan ini dapat digunakan cara sebagai berikut:
Ø  Mengenalkan kluster(st, kl, gr, pr, sw dsn), diftong (ai, oi, dan ui) dan digraf (sy, ng, kh, dan ny)dalam kata atau kalimat
Ø  Tuliskan kata atau kalimat yang mengandungkluster, diftng dan digraph di papan tulis, dan peragakan cara pengucapannya
Ø  Mintalah anak untuk mengumpulkan kata-kata yang di dalamnya terkandung kluster, diftong, dan digraph
Ø  Suruh anak membacakan kata-kata yang telah dikumpulkan.
14. Kesulitan menganalisis struktur kata
Cara mengatasinya adalah sebagai berikut :
Ø  Catatlah kata yang seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh anak
Ø  Perkenalkan kata-kata tersebut kepada anak dengan memanfaatkan metode SAS.
Ø  Suruhlah anak mencari kata-kata yang sejenis dan membacanya.
15. Tidak mengenali makna dalam kalimat dan cara mengucapkannya
Kesulitan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya , kurangnya penguasaan kosa kata, kurangnya pengusaan struktur kata, dan kurangnya penguasaan unsure konteks(kalimat dan hubungan antar kalimat). Cara untuk mengatasinya adalah :
Ø  Ambil satu kata dan daftarlah kata turunannya (misalnya kata baca: membaca, membacakan, dibaca, dibacakan, bacaan, dan terbaca)
Ø  Ambillah suatu bacaan, ajaklah anak untuk memaknai kata baca dan turunannya yang terdapat dalam bacaan tersebut.
Ø  Alihkan pada kata lain (misalnya kata tulis, gambar, makan, dsb

D. Srategi Meningkatkan Kemampuan Membaca
Untuk meningkatkan kemampuan membaca murud sekolah dasar, guru perlu memperhatikan pemilihan bahan ajar membaca, metode pengajaran membaca, dan problem umum yang dihadapi anak dalam membaca.

E. Srategi Pengucapan
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengenali cara mengucapkan suatu kata, yaitu sebagai berikut :
1.    Analisis dan Sintesis fonik. Fonik merupakan teknik decoding yang ditentukan oleh factor kemampuan mencocokan huruf dan bunyi. Analisis fonik merupakan teknik memilah-milah kata kedalam komponen-komponen, sintesis fonek merupakan teknik menggabungkan kembali komponen menjadi kata.
2.    Keseluruhan kata atau metode menatap yakni anak langsung dihadapkan pada kata dan mengucapkannya.
3.    Meminta seseorang untuk mngucapkan kata untuh anda.
4.    Unsur konteks (kata-kata yang melingkupi kata) merupakan unsure yang dapat berupa bentuk demensi, contoh perbandingan atau kontras, penjelasan yang dapat menggambarkan makna kata.
5.    SAS yaitu teknik membelah kata kedalam unit-unit pengucapannya, kata dibelah menjadi bagian-bagian, seperti : awalan, akhiran, akar kata atau bentuk kombinasi dan membangun kembali unit-unittersebut menjadi kata.
6.    Melihat pengucapannya dalamm kamus.

F. Pemilihan Bahan Ajar Membaca
Bagi sebagian besar murid SD bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua. Dalam teori belajar bahasa dikemukakan bahwa bahasa pertama (bahasa ibu) memiliki peran dalam keberhasilan belajar bahaasa kedua, termasuk belajar membaca dan menulis. Dulay dan Krashen (1982) mengemukakan bahwa bahasa pertama dapat berpengaruh positif dan negative terhadap proses belajat bahasa kedua. Yang dimaksud dengan pengaruh positif adalah bahasa pertama yang dimiliki siswa dapat memperlancar proses belajar bahasa kedua. Yang dimaksud dengan pengaruh negatif adalah bahasa pertama yang dikuasai siswa dengan bahasa kedua seringkali menghambat proses belajar bahasa kedua. Ellis (1986) menggunakan istilah transfer untuk menamai pengaruh positif dari bahasa pertama terhadap belajar bahasa kedua dan istalah interferensi untuk menamai pengaruh negatif dari bahasa pertama terhadap belajar bahasa kedua.
Teori  transfer dan interferensi tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pemilihan bahan pelajaran. Kesamaan yang terdapat dalam bahasa pertama (bahasa daerah) yang dikuasai siswa dengan bahasa kedua(bahasa Indonesia) hendaknya dijadikan bahan dalam pengajaran membaca dan menulis. Kesamaan tersebut adalah dalam hal bunyi/fonem, suku kata, kata, kelompok kata atau stuktur kalimat.
Kurikulum 1994 tidak secara eksplisit mencantumkan bahan ajar bahasa Indonesia namunberupa rambu-rambutentang penentuan teknik bahan ajar yang dikemukakan sebagai berikut.
ü  Karena belajar bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomonikasi , meningkatkan kemampuan berpikir, dan memperluas wawasan, maka bahan pengjaran harus diarahkan pada kepentingan  tersebut.
ü  Bahan pengajaran bersifat terpadu dan berkesinambungan dan dapat  dipadukan dengan pelajaranlain.
ü  Penyajian bahan pengajaran bersifat fleksibel dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengajaran.
Kriteria pemilihan bahan ajar berdasarkan kurikulum 1992 meliputi :
1.    Bahan pengajaran harus mencerminkan kurikulum yang digunakan;
2.    Bahan pengajaran harus memiliki teks (isi) dan tugas yang otentik;
3.    Bahan pengaajran harus mampu menumbuhkan interksi;
4.    Bahan pengajaran harus mampu memungkinkan pembelajaran memusatkan perhatiannya pada aspek-aspek formal bahasa;
5.    Bahan pengajaran harus mendorong pembelajaran mengembangkan keterampilan belajar-bagaimana-belajar (learning-how-to learn); dan
6.    Bahan pengajaran harus dapat mendorong pembelajaran menerapkan keterampilan berbahasa.

G. Metode Pengajaaran  Membaca
Pengajaran membaca dibedakan menjadi dua macam yakni membaca tanpa buku dan membaca dengan buku. Berikut adalah langkah-langkah mengajar membaca.
1.    Membaca Tanpa Buku (8-10 minggu)
ü  Guru menunjukkan gambar yang berisi cerita
ü  Guru menceritakan isi gambar
ü  Siswa disuruh menceritakan kembali isi gambar
ü  Menulis kata yang terdapat dalam cerita dalam rangka mengenalkan huruf dan cara membacanya
ü  Gambar sudah tidak digunakan, sebagai gantinya, guru membuat cerita sederhana dan menuliskannya di papan tulis.
1.    Membaca dengan Buku
Pengajaran membaca dengan buku ini mulai dilaksanakan setelah anakmengenal huruf. Misalnya membaca buku pelajaran, membaca majalah yang telah dipilih oleh guru (huruf-huruf yang  diperkenalkan meliputi: a, I, n, m, u, b, c, p, o, l, h, t, d, dan s), membaca bacaan yang disusun oleh guru dan siswa, yang disusun oleh siswa secara berkelompok maupun individual.
Pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran membaca yang didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang telah dikuasai anak. Rubin(1993) mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran membaca,yakni :
1.    Peningkatan Ucapan : anak yang mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi tertentu akan menghadapi kesulitan dalam membaca. Untuk itu guru perlu mengidetifikasi bnyi-bunyi mana yang  sulit diucapkan anak dan diperlukan secara terpisah.
2.    Kesadaran Fonemik : dalam kegiatan ini anak diharapkan dapat mengenali bunyi-bunyi yang membangun suatu kata secara keseluruhan.
3.    Hubungan Antara Bunyi- Huruf : guru perlu mengajarkan secara terpisah kapada anak yang mengalami kesulitan dalam hal hubungan bunyi-huruf. Guru dipandang mampu mengidentifikasi apakah anak dengan tepat mencocokkan antara bunyi dengan huruf.
4.    Membedakan Bunyi-Bunyi : Latihan membedakan bunyi diarahkan pada bunyi-bunyi sejenis. Baik yang membedakan arti maupun tidak membedakan arti.
5.    Kemampuan Mengingat : kemampuan untukmenilai apakah dua bunyi atau lebih itu sama atau berbeda.
6.    Membedakan huruf : kemampuan membedakan huruf-huruf (lambing bunyi), termasuk angka.
7.    Orientasi dari kiri ke kanan : guru dipandang perlu mengamati apakah ada di antara muridnya yang kidal sehingga mendapat perhatiankhusus dalam menemukan kesadaran kegiatan membaca (menulis ) dimulai dari kiri ke kanan.
8.    Keterampilan Pemahaman : anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan kognitifnya juga mengalami kesulitan dalam membaca, sebab membaca pada dasarnya merupakankegiatan berpikir. Kegiatan pemahaman tidak harus menunggu anak lancar membaca, anak dalam membaca memahami pesan melalui bahasa lisan dan gambar. Jadi peranan bahasa (lisan)  guru sangat penting artinya dalam pengembangan pemahaman anak terhadap pesan yan dihadapinya.
9.    Penguasaan Kosakata : pengenalan kata merupakan proses yang melibatkan kemampuan mengidentifikasi simbol tulis, mengucapkan dan menghubungkannya dengan makna.


BAB III
PENUTUP

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
 Problem Umum yang Dihadapi Anak dalam Membaca di antaranya adalah Kurang mengenal huruf,membaca kata demi kata, memparafrasekan yang salah, miskin pelafalan, penghilangan, pengulangan, pembalikan, penyisipan, penggantian, menggunakan gerak bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala, kesulitan konsonan, kesulitan vokal, kesulitan kluster, diftong, dan digraph, kesulitan menganalisis struktur kata, dan tidak mengenali makna dalam kalimat dan cara mengucapkannya.


DAFTAR PUSTAKA

Rofi’ uddin , Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


Guntur, Henry Tarigan. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Bandung


Blog, Updated at: 00:32

0 comments:

Post a Comment

INGAT!! Komentar anda akan dilihat banyak orang, maka dari itu berikanlah komentar terbaik anda