Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis Detergen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah Detergen anti noda. Detergen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan Detergen tergolong keras. Detergen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan yang tercemar limbah Detergen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.
Dampak Penggunaan Detergen Sebagai Pembersih Pakaian Dalam Kehidupan
Posted by Makalah Kuliah PGSD
[ Dosen Pengampu: Drs. Radiansyah, M.Pd ]
[ Oleh Kelompok 10 : Novika Dyah Pratiwi (A1E310013 ), Riza
Azhari (A1E310217 ), Siti Rukayah (A1E310223 ), Merdeka Putri Irnanda (A1E310249 ), Akhmad Riyadi (A1E310264 ) ]
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah
Zat-zat yang ada dalam
kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan murni, melainkan
bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya. Campuran
suatu zat akan tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu,
suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat
yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat bergantung pada
kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada makalah ini hanya akan dibahas tentang alat pembersih pakaian yaitu detergen.
Polusi atau pencemaran adalah
keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar
oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih murni dan
alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah
tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi
organisme yang hidup di sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang
tinggal di sekitar sungai tersebut. Polutan
adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Lingkungan perairan yang
tercemar limbah Detergen kategori keras dalam konsentrasi tinggi akan mengancam
dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota
tersebut. Selain itu banyak dari kita yang belum tahu bahaya atau
dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
DAMPAK PENGGUNAAN DETERGEN
PEMBERSIH PAKAIAN DALAM KEHIDUPAN
Detergen adalah pembersih
sintetis campuran berbagai bahan,
yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Yaitu senyawa kimia bernama
alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium hidroksida
(NaOH). Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan
antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan
air. Akan tetapi sabun lebih mudah diurai oleh
mikroorganisme.
Air sadah
merupakan air yang mengandung garam kalsium dan magnesium yang larut dari
batuan yang dialiri air. Kesadahan dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesadahan sementara
dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan garam kalsium hidrogen
karbonat (CaHCO3) yang larut dalam air. Kesadahan ini dapat dihilangkan dengan pendidihan
dan menghasilkan zat padat putih tak larut yaitu kalsium karbonat (CaCO3) atau
kerak air. Kesadahan tetap disebabkan garam kalsium dan magnesium yang larut
dalam air. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan pendidihan tetapi
dengan distilasi. Nah, untuk menghindari hal tersebut, saat ini dipakai detergen
sebagai pengganti sabun. Detergen mengandung zat aktif permukaan yang serupa
dengan sabun, misalnya natrium benzensulfonat (Na-ABS). Garam kalsium atau magnesium
yang larut dalam air sadah jika bereaksi dengan Na-ABS tetap larut dalam air
dan tidak mengendap.
Molekul sabun terdiri
atas dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan yang bersifat hidrofobik.
Bagian hidrofilik adalah bagian yang menyukai air atau bersifat polar. Adapun
bagian hidrofobik adalah bagian yang tidak suka air atau bersifat nonpolar. Kotoran
yang bersifat polar biasanya larut dalam air, sehingga kotoran jenis ini tidak
perlu dibersihkan dengan menggunakan sabun. Kotoran yang bersifat nonpolar,
seperti minyak atau lemak tidak akan hilang jika hanya dibersihkan menggunakan
air. Oleh karena itu, diperlukan detergen sebagai pembersihnya. Ujung hidrofob
detergen yang bersifat nonpolar mudah larut dalam minyak atau lemak dari bahan
cucian. Ketika kamu menggosok atau memeras pakaian membuat minyak atau lemak
menjadi butiran-butiran lepas yang dikelilingi oleh lapisan molekul detergen. Gugus
polarnya berada di luar lapisan sehingga butiran itu larut di air.
Perhatikan Gambar!
Kebersihan
merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan masyarakat. Untuk menjaga
kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal serta tempat umum dibutuhkan produk
pembersih atau sabun cuci yang dapat diandalkan. Ibu rumah
tangga, rumah sakit, sarana umum lain hingga hotel berbintang lima pasti
menjadikan produk yang satu ini sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk
mencuci pakaian maupun peralatan rumah tangga.
2. Bahan-bahan Detergen
Pada umumnya, detergen
mengandung bahan-bahan sebagai berikut:
1)
Surfaktan
Surfaktan (surface
active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda
yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Surfaktan ialah molekul
organik dengan bagian lifofilik dan bagian polar, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air
sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktan
membentuk bagian penting dari semua detergen komersial. Secara garis besar,
terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
a. Anionik :
-Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
-Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik :
Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2)
Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari
surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Bahan ini
ditambahkan untuk menyingkirkan ion kalsium dan magnesium (kesadahan) dari air
pencuci. Pembangun dapat melakukan hal ini lewat pengkelatan (pembentukan
kompleks) atau lewat pertukaran ion-ion ini dengan natrium. Pembangun juga
meningkatkan pH untuk membantu emulsifikasi minyak dan bufer terhadap perubahan
pH. Pembangun yang paling lazim ialah natrium tripolifosfat (5Na+ P3O105-),
tetapi karena limbah fosfat dapat mencemari lingkungan, jumlah yang digunakan
dibatasi oleh peraturan; baru-baru ini, natrium sitrat, natrium karbonat, dan
natrium silikat mulai menggantikan natrium tripolifosfat sebagai pembangun.
- Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
3)
Zeolit
Zeolit (natrium aluminosilikat) digunakan sebagai penukar
ion, terutama untuk ion kalsium.
4)
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan Detergen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium
sulfat.
5)
Bahan antiredeposisi
(antiedeposition agent)
Bahan antiredeposisi ialah senyawa yang ditambahkan ke detergen
pakaian untuk mencegah pengendapan kembali kotoran pada pakaian. Contoh yang
paling lazim ialah selulosa eter atau ester.
6)
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan
langsung dengan daya cuci Detergen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud
komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
a.
Pemutih
(bleach)
Pemutih yang mengandung klorin (hipoklorit)
telah digunakan selama bertahun-tahun, kadang-kadang terpisah dan ada kalanya
dipadukan dengan detergen. Klorin bertindak sebagai bahan pengoksidasi. Masalah
dengan klorin sisa dan baunya menyebabkan klorin digantikan oleh peroksida,
terutama natrium perborat (NaBO3). Hidrolisis perborat menghasilkan
hidrogen peroksida, yang melakukan pemutihan.
b.
Parfum
Parfum berfungsi
memberi aroma pada sabun atau Detergen.
c.
Pelembut
kain (fabric sofiener)
Pelembut kain ialah surfaktan kationik yang
memberikan rasa lembut pada kain. Pelembut dapat dipadukan dalam detergen
pakaian atau ditambahkan pada cucian secara terpisah.
d.
Enzim
Enzim ditambahkan pada detergen untuk menangani
jenis noda tertentu pada pakaian. Protease menghidrolisis noda yang mengandung
protein, dan amilase mengonversi noda yang mengandung pati menjadi material
terlarut yang mudah dicuci dengan air.
e.
Pencerah
optis (optical brightener)
Pencerah optis ialah zat warna organik yang
menyerap cahaya ultraviolet dan biru fluoresens. Dengan cara ini, tampilan
warna kuning pada pakaian “putih” dapat dicegah. Pada pertengahan abad ke-19,
“balao” (zat warna biru, seperti ultramarin) digunakan untuk maksud ini dan
kadang masih digunakan secara terpisah dari detergen. Pencerah yang dipadukan
dengan formulasi detergen biasanya berupa amina aromatik atau heteroaromatik.
Selain semua komponen yang telah disebutkan tadi, detergen dapat
juga mengandung bahan antistatik (surfaktan
kationik yang ditambahkan untuk mengurangi lekatan statik) dan hidrotrop (senyawa yang ditambahkan pada
detergen cair untuk menarik surfaktan yang kurang larut dan senyawa lain dalam
larutan.
3. Jenis-Jenis Detergen
Kita tentu sudah akrab dengan detergen, selama ini kita mengenal
detergen sebagai bubuk pembersih pakaian. Sebenarnya Detergen adalah senyawa
organik, yang memiliki dua kutub dan bersifat non-polar karakteristik. Ada tiga
jenis Detergen yaitu anionic, kationik, dan non-ionik. Anionic dan permanen
kationik memiliki muatan negatif dan positif yang melekat pada non-polar
(hidrofobik) CC rantai. Detergen non-ionik tidak mempunyai muatan ion tetap,
hal ini terjadi karena mereka memiliki jumlah atom yang lemah elektropositif
dan elektronegatif yang disebabkan oleh kekuatan menarik elektron atom oksigen.
Ada dua jenis karakteristik detergen yang berbeda yaitu fosfat Detergen
dan surfaktan Detergen. Pada umumnya Detergen yang mengandung fosfat akan
terasa panas ditangan, sedangkan surfaktan adalah jenis Detergen yang sangat
beracun. Perbedaan kedua jenis detergen itu adalah Detergen surfaktan lebih
berbusa dan bersifat emulsifying Detergen. Disisi lain fosfat detergen adalah Detergen
yang membantu menghentikan kotoran dalam air. Zat yang terkandung
didalam detergen juga digunakan dalam formulasi dalam pestisida. Degradasi
alkylphenol polyethoxylates (non-ion) dapat menyebabkan pembentukan
alkylphenols (terutama nonylphenols) yang bertindak sebagai endokrin pengganggu
jika limbah detergen bercampur dengan air limbah lain di saluran air.
Berdasarkan
bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas:
1.
Detergen Cair, secara umum Detergen
cair hampir sama dengan Detergen bubuk. Yang membedakan
cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya Detergen cair ini belum
dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin cuci
yang kapasitasnya besar dengan
teknologi canggih.
2.
Detergen krim, bentuk Detergen krim
dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan baku keduanya
berbeda.
3.
Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk
ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan
keadaan butirannya, Detergen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu Detergen
bubuk berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan
oleh perbedaan proses pembuatannya.
a.
Detergen bubuk berongga
Detergen bubuk berongga mempunyai ciri butirannya berongga
seperti bola sepak yang didalamnya berongga. Butiran Detergen jenis berongga
ini dihasilkan oleh proses spray drying ( proses pengabutan dilanjutkan dengan
proses pengeringan). Kelebihan Detergen bubuk berongga dengan Detergen bubuk
padat adalah Detergen bubuk berongga tampak volumenya lebih besar.
b. Detergen bubuk padat
Bentuk butiran Detergen bubuk padat bentuknya seperti bola
tolak peluru, yaitu semua bagian butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak
berongga. Butiran Detergen yang padat ini merupakan hasil olahan dari proses
pencampuran kering (dry mixing). Kekurangan Detergen bubuk padat ini tampak
volumenya tidak besar sehingga kelihatan sedikit.
4. Bahaya Detergen
Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang
digunakan pada Detergen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap
kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni
surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap manusia dan lingkungannya.
Surfaktan dapat menyebabkan
permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit
dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan
bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia
dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit.
Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan
anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat
membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi
kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri Detergen.
Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap
lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.
Builders, salah satu yang paling
banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah phosphate. Phosphate memegang
peranan penting dalam produk Detergen, sebagai softener air. Bahan ini mampu
menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat
aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang
biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP).
Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu
nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu
banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang
berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari
pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan
bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang
terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air
dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di
beberapa negara, penggunaan phosphate dalam Detergen telah dilarang. Sebagai
alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder
dalam Detergen.
Detergen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci pakaian sebenarnya
merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi
berbagai tambahan bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan
pewangi. Generasi awal Detergen
pertama kali muncul dan mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an
dengan menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene
Sulfonat (ABS) sebagai penghasil busa.(Wikipedia, 2009).
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah
tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang
tidak tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang
berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya,
mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai
tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai
tersebut.
Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis Detergen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah Detergen anti noda. Detergen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan Detergen tergolong keras. Detergen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan yang tercemar limbah Detergen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.
Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis Detergen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah Detergen anti noda. Detergen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan Detergen tergolong keras. Detergen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan yang tercemar limbah Detergen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.
Awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini ini mendapatkan respon
yang menggembirakan. Namun seiring berjalannya waktu, ABS setelah diteliti
lebih lanjut diketahui mempunyai efek destruktif (buruk) terhadap lingkungan
yakni sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini menjadikan sisa limbah Detergen yang dikeluarkan setiap hari
oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya dan mengancam stabilitas
lingkungan hidup kita.Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang
penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan Detergen
dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut Linier Alkyl Sulfonat, atau
lebih sering jika kita lihat di berbagai label produk Detergen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah
lingkungan. Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli menyebutkan bahwa
senyawa ini juga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap lingkungan.
Menurut data yang diperoleh bahwa dikatakan alam lingkungan kita membutuhkan
waktu selama 90 hari untuk mengurai LAS dan hanya 50% dari keseluruhan yang
dapat diurai.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah Detergen rumah tangga adalah
terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok).
Limbah Detergen yang dibuang ke
kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok
sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen
berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur
hara meningkat sangat pesat. Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem
akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja
lingkungan tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung rumah
tangga pasti membuang limbah Detergennya melalui saluran selokan ini, dan coba
kita lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup
dengan kepadatan populasi yang sangat besar.
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk Detergen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya.
Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia.
Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh,
retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi
alergi.
Detergen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian
menyebutkan bahwa Detergen
memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat karsinogen, misalnya 3,4
Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan
menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Sedangkan tinja merupakan jenis vektor
pembawa berbagai macam penyakit bagi manusia. Bagian yang paling berbahaya dari
limbah domestik adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja, karena
dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram tinja
mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan hidup selama
beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius.
Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah Detergen
berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses
penguraian Detergen akan
menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk
senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat
mungkin terjadi pada pengolahan air minum, mengingat digunakannya kaporit
(dimana di dalamnya terkandung klor) sebagai pembunuh kuman pada proses
klorinasi.
Pada percobaan tersebut dapat dianalisa bahwa Detergen itu memang mempunyai dampak
buruk terhadap berbagai lingkungan kehidupan kita. Baik itu lingkungan
terrestrial dimana kita hidup, kemudian lingkungan perairan termasuk organisme
yang hidup di dalamnya, atau bahkan juga lingkungan kesehatan manusia sendiri
yang sebenarnya tanpa kita sadari mulai perlahan-lahan menyerang kesehatan
kita.
Detergen fosfat tinggi seperti tri-natrium fosfat (TSP) dapat
dibeli di beberapa toko cat dan perangkat keras. Pembersihan secara teratur
dengan Detergen fosfat tinggi telah terbukti efektif dalam mengurangi debu di
yang terdapat di jendela dan di sekitar pintu.Apa yang terjadi jika limbah Detergent
bercampur dengan air?Detergent memiliki efek beracun dalam air. Semua Detergent
menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan
parasit, selain itu detergent dapat menyebabkan kerusakan pada insang.
Kebanyakan ikan akan mati bila konsentrasi Detergent 15 bagian per juta.
Detergent dengan konsentrasi rendah pun sebanyak 5 ppm tetap dapat membunuh
telur ikan. Surfaktan Detergen pun tak kalah berbahaya karena jenis detergent
ini terbukti mengurangi kemampuan perkembangbiakan organisme perairan.
Detergen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air.
Bahan kimia organik seperti pestisida dan fenol akan mudah diserap oleh ikan,
dengan konsentrasi Detergen hanya 2 ppm dapat diserap ikan dua kali lipat dari
jumlah bahan kimia lainnya.Detergent juga memberi efek negatif bagi biota air.
Fosfat dalam Detergen dapat memicu ganggang air tawar bunga untuk melepaskan
racun dan menguras oksigen di perairan. Ketika ganggang membusuk, mereka
menggunakan oksigen yang tersedia untuk mempertahankan hidupnya.
Dalam sebuah literatur disebutkan, ada fakta yang menarik seputar
air di bumi ini. Jumlah total air di bumi saat ini relatif sama dengan jumlah
total air tercipta. Yaitu 70 persen permukaan bumi kita adalah air.
Komposisinya adalah 67 persen terdiri dari air asin dan tiga persen air tawar.
Prosentasi air tawar itu terdiri dari es, air tanah, air permukaan, dan uap
air. Jumlah airnya saat ini memang sama akan tetapi yang berubah bentuknya.
Tidak semua air tawar tersebut dapat di pakai, penyebabnya adalah pencemaran
lingkungan yang dibuat oleh manusia sendiri seperti limbah dari pemakaian
detergen.
5.
Pencegahan Bahaya Detergen
Kesadaran masyarakat
pengguna Detergen mesin akan dampak dibalik manfaat Detergen mesin
cuci perlu
ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh penggunaan Detergen sangat diharapkan. Banyaknya pilihan
produk yang diinformasikan melalui iklan memang bisa menguntungkan konsumen.
Tetapi konsumen tetap perlu berhati-hati, karena kesalahan memilih produk akan
merugikan konsumen sendiri. Sebaiknya konsumen memilih Detergen yang pada
kemasannya mencantumkan penandaan nama dagang, isi / netto, nama bahan aktif,
nama dan alamat pabrik, nomor ijin edar, nomor kode produksi, kegunaan dan
petunjuk penggunaan, juga tanda peringatan serta cara penanggulangan bila
terjadi kecelakaan. Selain itu dianjurkan bagi konsumen untuk memilih produk
yang mencantumkan bahan aktif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Informasi
mengenai produk ramah lingkungan dapat dilihat pada label baik berupa logo
hijau maupun klaim ramah lingkungan. Selain itu produsen sebaiknya memberikan
informasi yang lebih lengkap mengenai produknya.
Kemampuan Detergen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang
menempel pada kain atau objek lain, mengurangi keberadaan kuman dan bakteri
yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pemakaian kain, karpet,
alat-alat rumah tangga dan peralatan rumah lainnya, sudah tidak diragukan lagi.
Oleh karena banyaknya manfaat penggunaan Detergen, sehingga menjadi bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern.
Ada dua ukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana produk
kimia aman di lingkungan yaitu daya racun (toksisitas) dan daya urai
(biodegradable). ABS dalam lingkungan mempunyai tingkat biodegradable sangat
rendah, sehingga Detergen ini dikategorikan sebagai ‘non-biodegradable’. Dalam
pengolahan limbah konvensional, ABS tidak dapat terurai, sekitar 50% bahan
aktif ABS lolos dari pengolahan dan masuk dalam sistem pembuangan. Hal ini
dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air.
LAS mempunyai karakteristik lebih baik, meskipun belum dapat dikatakan ramah
lingkungan. LAS mempunyai gugus alkil lurus / tidak bercabang yang dengan mudah
dapat diurai oleh mikroorganisme.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh konsumen dalam menggunakan Detergen
adalah cara penggunaan yang benar. Pada beberapa Detergen bubuk ternyata
terdapat petunjuk yang tidak tepat. Yaitu ketika konsumen dianjurkan
menggunakan takaran genggam. Hal ini sungguh berisiko karena Detergen bersifat
basa yang berarti korosif terhadap kulit. Apalagi jika kulit pengguna bersifat
sensitif, maka takaran Detergen yang menggunakan istilah ‘genggam’ tersebut
akan langsung memberikan reaksi pada kulit berupa gatal, mengering dan
pecah-pecah. Selain itu, takaran genggam bukan ukuran yang bersifat pasti,
karena hanya berupa kira-kira yang sangat tergantung kepada ukuran tangan
seseorang. Jadi kecenderungan konsumen untuk menggunakan berlebihan memang
besar. Disamping itu, karena slogan-slogan pada iklan produk Detergen baik di
media elektronik maupun media cetak, timbul persepsi konsumen bahwa busa banyak
bisa mencuci lebih bersih. Padahal busa yang terlalu banyak bukan berarti Detergen
menjadi lebih efektif, malah sebaliknya, daya cucinya terhambat. Selain itu
keberadaan busa-busa di permukaan badan air menjadi salah satu penyebab kontak
udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian
akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan
kematian. Oleh karena itu sebaiknya konsumen menggunakan takaran khusus untuk Detergen
dan produsen menyediakan alat takar tersebut di dalam kemasan produknya.
Air yang tercemari
detergen dapat mengancam kehidupan organisme yang hidup di dalamnya, salah
satunya adalah ikan. Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti
fitoplankton, zooplankton/protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain. Jika organisme-organisme
seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan,
ikan-ikan pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan
kata lain detergen dan polutan lainnya yang mencemari air dapat memusnahkan seluruh organisme
yang hidup di dalamnya.Besar tidaknya pengaruh detergen dan polutan lainnya
pada ikan dan makhluk hidup lain tergantung pada konsentrasi polutan tersebut.
Semakin tinggi konsentrasi polutan, semakin besar pengaruhnya.
Sabun dan detergen dapat
menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air
menjadi mudah bercampur. Sabun dan detergen dalam air dapat melepaskan sejenis
ion yang memiliki bagian yang suka air (hidrofilik) sehingga dapat larut dalam
air dan bagian yang tidak suka akan air (hidrofobik) sehingga larut dalam
minyak atau lemak.Jika dalam pakaian yang dicuci dengan detergen terdapat
kotoran lemak maka bagian ion yang bersifat hidrofobik masuk ke dalam butiran
lemak atau minyak dan bagian ion tersebut yang bersifat hidrofilik akan
mengarah ke pelarut air. Keadaan ini menyebabkan butiran-butiran minyak akan
saling tolak-menolak karena menjadi bermuatan sejenis. Akibatnya, kotoran lemak
atau minyak yang telah lepas dari pakaian tidak dapat saling bersatu lagi dan
tetap berada dalam larutan.
Kita perlu hati-hati dalam
memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang
buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh
pengurai. Jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber
air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan
membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, kita sebaiknya memilih detergen yang
limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme (biodegradable). Pengaruh buruk
yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen yang tidak selektif atau tidak
hati-hati adalah:
a.
rusaknya keindahan lingkungan perairan;
b.
terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan
c.
merugikan kesehatan manusia.
Gunakanlah detergen
sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan yang banyak organisme
yang hidup di dalamnya. Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk menciptakan
solusi masalah ini, misalnya detergen yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Adit (2010). Bahan
Kimia Berbahaya dalam Kehidupan Sehari-Hari. From
http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/bahan-kimia-berbahaya-dalam-kehdupan-sehari-hari/,
16 Oktober 2011.
Arif (2011). Kimia.
From http://k2oke.multiply.com/journal/item/43/Kimia, 23 Oktober 2011.
Ayah, Benny (2007).
Softening Pelunakan pada Air Sadah. From
http://bennysyah.edublogs.org/2007/04/27/softening-pelunakan-pada-air-sadah, 23
Oktober 2007.
“Berpacu
Menyelamatkan Air Bersih”, Banjarmasin
Post, 23 Maret 2011. Hal 26.
Biasa, manusia
(2010). Daya Kerja Detergen. From
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/daya-kerja-Detergen.html, 23 Oktober
2011.
Diklat Jauh Wirausaha
(2011). Detergen. From http://www.diklatjauh.com/2011/03/Detergen.html, 16
Oktober 2011.
Dwi, Bardiana (2011). Macam-Macam Detergen. From http://kimiadahsyat.blogspot.com/2011/02/macam-macam-detergen.html,
16 Oktober 2011.
Hart Harold, dkk.
2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Made in China (2011).
China Caustik Soda 99 96 Flakes Sodium Hydroxide NaOH. From
http://www.made-in-china.com/showroom/gzhanglian/product-detailOeFEqLdGrxhb/China-Caustic-Soda-99-96-Flakes-Sodium-Hydroxide-NaOH-.html,
23 Oktober 2011.
Maswan,
Fadjar (2011). Bahan Kimia dalam Rumah Tangga. From
http://www.scribd.com/doc/51696399/06-Bab-5-bahan-kimia-dalam-rumah-tangga. 22
Oktober 2011.
Matsjeh, Sabirin., dkk. 1996. Kimia Organik
2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Raudatul, Jannah
(2011). Tempat Aneh di Dunia. From
http://jannahraudatul.wordpress.com/2011/03/07/tempat-%E2%80%93-tempat-aneh-di-dunia,
23 Oktober 2011.
Related Posts:
Please FOLLOW and JOIN to get update! Cool Social Media Sharing Touch Me Widget by Blogger Widgets |
Blog, Updated at: 16:58
0 comments:
Post a Comment
INGAT!! Komentar anda akan dilihat banyak orang, maka dari itu berikanlah komentar terbaik anda