[ Dosen Pengampu: Drs. Radiansyah, M.Pd]
[ Oleh
Kelompok 11 : Rahmi Kamilah Murtafi’ah (A1E310012), Herlena (A1E310215), Supiyanto (A1E310218), Wahyuni Ulfah (A1E310244), Supria Zulkipli (A1E310337) ]
BAB I
Pendahuluan
Asal dari
kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi
bagian yang penting untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu
sesuatu apa itu properti kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tangan
mereka.
Sabun mulai
dikenal sejak tahun 2800 SM pada masa Romawi Kuno. Konon, kata sabun/soap/sapo
itu berasal dari nama sebuah gunung, yaitu Gunung Sapo. Dulu di gunung ini
sering dilaksanakan acara keagamaan dengan mengorbankan binatang, yaitu
kambing. Lalu lemak tadi bercampur dengan abu kayu. Ketika hujan, sisa lemak dan abu kayu tersebut
mengalir ke Sungai Tiber yang berada di bawah Gunung Sapo. Ketika orang - orang
mencuci pakaian di sungai Tiber mereka mendapati air tersebut berbusa dan
pakaian mereka lebih bersih. Sejak saat itulah asal usul sabun dimulai.
Sekitar 1500
S.M. bangsa Mesir menggabungkan minyak dari hewan dan sayur-sayuran dengan
garam alkali untuk merawat penyakit kulit dan membersihkan kulit.
Pada abad ke 17,
pembuatan sabun di Eropa menjadi kerajinan yang mapan. Produsen utamanya adalah
Italia, Spanyol dan Perancis; negara-negara yang juga memproduksi bahan-bahan
mentah untuk sabun batangan minyak olive. Saat ini, sabun diproduksi dengan
campuran sayur-sayuran dan minyak hewani, tumbuh-tumbuhan dan wewangian.
Pada abad ke 19,
teknik produksi sabun modern telah dikembangkan dan sabun bisa diproduksi dalam
jumlah yang besar seperti yang kita kenal sekarang.
Secara teori, sabun dapat menjadi pembersih bagi tubuh karena memiliki dua sifat sekaligus, yaitu sifat
polar dan sifat non polar. Air disebut sebagai larutan yang bersifat polar
artinya larutan yang dapat bermuatan listrik, meskipun sangat lemah. Minyak
bersifat non polar artinya tidak dapat bermuatan listrik. Minyak yang bersifat
non polar tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar. Agar minyak dan
air dapat bercampur maka digunakan sabun yang memiliki dua sifat, yaitu satu
sisi bersifat non polar dan sisi lain bersifat polar. Air yang bersifat polar
diikat oleh ujung sabun yang bersifat polar sedangkan minyak/lemak/kotoran
organik yang bersifat non polar diikat oleh ujung sabun lainnya yang bersifat
non polar juga.
BAB II
ISI
A.
Proses pembuatan sabun
Sabun adalah
salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah
secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa
alkali dan lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri
dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan
senyawa alkali (basa kuat).
Jenis-jenis Minyak atau Lemak
Jumlah minyak atau lemak
yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai
alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah
teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain. Beberapa jenis
minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya
:
1. Tallow
2.
Lard
3.
Palm Oil
(minyak kelapa sawit)
4.
Coconut Oil
(minyak kelapa)
5.
Palm Kernel
Oil (minyak inti kelapa sawit)
6. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)
7. Marine Oil
8.
Castor Oil
(minyak jarak)
9.
Olive oil
(minyak zaitun)
10.
Campuran
minyak dan lemak
Alkali
Jenis alkali yang umum
digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan
ethanolamines.
1.
NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda
kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan sabun keras.
2.
KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun
cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air.
3.
Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam
lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
4.
Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin
alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak.
Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu
menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak
kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum
digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah
tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun
dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.
Bahan pendukung dalam
pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai
guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat,
parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat
dengan reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3
+ 3NaOH -> C3H5(OH)3 + 3NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun
atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai
produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun
merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat
molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih
keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut
menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya
dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua
wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun.
Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun
cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis
minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak
kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak
kacang, dan minyak biji katun.
Bahan baku pendukung digunakan
untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun
dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
- NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang
terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang
digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl
digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak
mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi,
sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan
magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
- Bahan aditif. Bahan aditif merupakan bahan-bahan
yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas
produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara
lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, pewarna,dan parfum.
Bahan-Bahan yang dibutuhkan :
1.
Minyak atau Lemak
Hampir semua minyak/lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Cari yang
mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung,
Minyak Kedelai, dan lain-lain
2.
NaOH/KOH
Untuk mengubah minyak/lemak menjadi sabun.
3.
Air
Berfungsi sebagai katalis. Pilih air sulingan
atau air minum kemasan. Air dari PAM tidak bagus, karena banyak mengandung
mineral.
4.
Essential dan Fragrance Oils
Sebagai pengharum, dapat dibeli di toko bahan
kimia atau lainnya.
5.
Pewarna
Untuk mewarnai sabun, bisa juga memakai
pewarna makanan.
6.
Zat Aditif
Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena
dapat ditambahkan pada saat“trace”.
Alat-alat yang dibutuhkan :
1.
Sebuah masker sederhana - Dipakai
selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
2.
Kacamata - Dipakai selama
pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
3.
Sepasang sarung tangan karet -
Dipakai selama pembuatan sabun.
4.
Botol plastik - Untuk wadah air.
5.
Timbangan dapur (dengan
skala terkecil 1 atau 5 gram).
6.
Kantong plastik kecil - Untuk
menimbang NaOH/KOH.
7.
Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH/KOH dan mengaduknya.
8.
Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH
dengan air.
9.
Wadah dari plastik - Untuk
menimbang serta tempat air dan minyak.
10.
Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.
11.
Plastik tipis - Untuk melapisi
cetakan.
12.
Cetakan.
13.
Blender dengan tutupnya.
14.
Kain - Untuk menutup blender.
Salah satu Resep
pembuatan sabun
235 g Minyak Zaitun
150 g Minyak Kelapa
100 g Minyak Sawit
74 g NaOH/KOH – Natrium hidroksida/Kalium
Hidroksida + 210 g Air
10 cc fragrance + pewarna
Cara pembuatan :
1.
Siapkan
cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang
dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup
untuk menampung semua hasil pembuatan sabun.
2.
Cetakan:
Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastic
tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian
bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak ke
dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu
potong akan menghasilkan sabun yang bulat.
3.
Timbang air
dan NaOH/KOH, sesuai dengan Resep.
Larutkan NaOH/KOH ke dalam air sejuk/dingin (Jangan menggunakan wadah
aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen).
Jangan menuangkan air ke NaOH/KOH.
4.
Tuangkan
NaOH/KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama
larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di
tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang
jernih.
5.
Timbang
minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun) sesuai dengan Resep.
6.
Tuangkan
minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.
7.
Hati hati
tuangkan larutan NaOH/KOH ke dalam minyak.
8.
Pasang cover
blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses
pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda.
9.
Hentikan
blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi
dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya
adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok,
maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan
“trace”.
10.
Pada saat
“trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk
beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.
11.
Tuang hasil
sabun ini ke dalam cetakan.
12.
Tutup dengan
kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua
hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya
3 minggu sebelum dipakai.
B.
Efek Samping yang Dihasilkan dari Sabun sebagai Pembersih Tubuh
Bagaimanapun, sabun mandi merupakan salah satu bahan rumah tangga
yang mengandung bahan-bahan kimia yang cukup akrab bahkan sangat penting bagi
kehidupan sehari-hari manusia. Air sisa penggunaan bahan-bahan tersebut, oleh masyarakat kita sebagian
besar dibuang di sungai. Akibatnya sungai menjadi tercemar, sehingga ekosistem
yang ada di dalamnya menjadi rusak, misalnya ikan-ikan di sungai banyak
berkurang. Disamping itu banyak masyarakat yang tingal di sepanjang Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang menderita penyakit kulit, sebab beberapa penduduk
menggunakan air sungai sebagai sumber air untuk mencuci pakaian, mandi, mencuci
peralatan masak, dan yang lainnya. Selain itu bahan-bahan pembersih juga dapat
berdampak langsung terhadap manusia itu sendiri. Contohnya, sabun cuci
atau detergen. Pemakaian detergen berlebih dan tangan bersentuhan langsung
dengannya, dapat menyebabkan iritasi kulit. Kulit terasa kering, melepuh,
retak-retak, dan mudah terkelupas. Hal ini jika dibiarkan berlanjut dapat
mengakibatkan eksim kulit.
Selain hal diatas penelitian -penelitian
tentang efek sabun anti
bakteri juga sudah banyak dilakukan dan hasilnya mengatakan ;
- Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa sabun antibakteri yang mengandung Triclosan dan Triclocarban
diduga dapat
merusak
organ reproduksi, menurunkan kualitas sperma, sertaproduksi tiroid dan
hormon seks. Kedua zat tersebut telah dikaitkan dengan
gangguan endokrin, dengan dampak potensial yang merugikan perkembangan seksual dan saraf.
- Triclosan juga sering dipakai dalam pasta gigi
dan kosmetik. Bahkan saat pertama kali ditemukan 50 tahun lalu, senyawa
ini juga digunakan untuk membersihkan permukaan kulit saat operasi. Dan
Penelitian lain menemukan bahwa kandungan triclosan pada pasta gigi yang seharusnya
dapat mencegah pertumbuhan bakteri, malah dapat menyebabkan kuman-kuman
makin kebal terhadap antibiotik.
Yang diperkuat dari Penelitian laboratorium menunjukkan senyawa ini dapat
menyebabkan mutasi gen pada beberapa jenis bakteri, di antaranya E coli, salmonella dan listeria.
Sehingga dikhawatirkan mutasi itu akan membuat pengobatan infeksi menjadi
tidak efektif.
- Dilansir
Medindia, Senin (15/11/2010), limbah triclosan dan triclocarban yang
terbawa oleh air akan bercampur dengan tanah dan lingkungan air alami.
Limbah triclosan dan triclocarban ini berbahaya karena tidak dapat terurai
selama berbulan-bulan bahkan hingga tahunan. Bahan kimia dari senyawa ini
terdiri dari struktur cincin benzena yang terklorinasi, sehingga
membuatnya sangat sulit untuk dipecah atau terurai.
C.
Tips Penggunaan Sabun
1.
Pilih sabun
yang sesuai dengan jenis dan kondisi kulit.untuk hal ini, sebaiknya cari tahu
formula-formula khusus yang sesuai untuk jenis kulit anda sendiri.
2.
Pilihlah
sabun yang memiliki aroma yang sesuai dengan anda, sehingga dapat meningkatkan
rasa percaya diri
3.
Cari yang
mengandung pelembab
4.
Sebaiknya
kurangi kontak langsung sabun dengan kulit tubuh, misalnya dengan menggunakan puff mandi. Karena, sabun bisa
berpengaruh mengurangi kelembaban alami tubuh.
5.
Menggunakan
sabun mandi cair akan lebih praktis, hemat dan aman (tidak terkontaminasi
langsung jika dipakai untuk bersama).
Ada beberapa sabun di pasaran yang fungsinya sebenarnya kurang baik
untuk kulit, di antaranya:
Usahakan untuk menghindari sabun tipe ini. Sabun deodoran mengandung
zat kimiawi yang membunuh bakteri penyebab bau badan. Padahal, sabun-sabun lain
pun memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri penyebab bau badan tanpa tambahan
zat sekeras yang dikandung tipe ini (yang bisa menyebabkan kulit kering dan
iritasi).
Biasanya para dokter menggunakan sabun antibakteri yang mengandung
triclosan agar memastikan tangannya bersih sebelum melakukan kegiatan medis.
Namun, saat ini sudah banyak sabun untuk publik yang juga mengandung bahan ini.
Tak sedikit bakteri penyebab penyakit yang justru bisa membantu kita lebih
sehat dan membantu kita kebal.
Kandungan medis, seperti belerang (sulfur), tar, dan resorcin,
seringkali digunakan sebagai obat untuk mengatasi jerawat. Sulfur adalah
antiseptik yang bisa membantu mengeringkan jerawat, sama seperti minyak tea
tree, namun tea tree tidak sekeras belerang. Coba ganti dengan sabun yang
mengandung minyak tea tree.
Sebenarnya kedua hal ini mirip shampo, terang Rona. Seperti shampo,
kedua shampo ini bisa membuat kulit kering karena kandungan sodium laureth
sulfate-nya. Ketika menggunakan jenis sabun ini, Anda mungkin akan merasa
licin, karena adanya silikon di dalamnya. Cairan pelicin silikon banyak
digunakan di banyak kosmetika karena ia duduk di bagian atas kulit, dan tidak
bisa menembus lapisan kulit. Setidaknya tidak sebaik shea butter, susu, atau
sabun dari tumbuhan. Jika memang Anda benar-benar sayang terhadap kulit tubuh
Anda, sedikit investasi pada sabun mahal tapi baik untuk kulit pasti akan
menjadi hal yang menguntungkan.
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembuatan sabun
dari masa ke masa selalu mengalami perkembangan. Baik dalam hal bahan baku,
maupun proses dan cara dalam membuat sabun sendiri. Namun hingga sekarang,
diyakini sabun terbuat dari bahan baku berupa minyak atau lemak nabati ataupun
hewani yang dicampur dengan basa. Untuk produksi yang dikenal sekarang, sabun
ditambah dengan kandungan zat tertentu untuk menambah keunggulan sebuah produk
sabun. Misalnya penambahan pewangi, pewarna dan zat antibakteri pada sabun.
Di samping diperlukan bagi pembersih tubuh, tidak dapat dipungkiri
bahwa sabun juga memiliki dampak negatif bagi tubuh penggunanya sendiri maupun
lingkungan. Misalnya, penggunaan sabun tanpa perantara dapat menyebabkan
hilangnya kelembaban alami tubuh. Contoh bahaya bagi lingkungan, limbah air
bekas mandi manusia menyebabkan air di daerah sungai tercemar dan dapat
mengganggu ekosistem yang hidup di air.
Untuk itu, diperlukan kecermatan manusia dalam penggunaan sabun.
Seperti, memilih sabun yang aman bagi kulit sendiri, juga keramahannya terhadap
lingkungan hidup manusia. Masih banyak alternatif sabun yang terbuat dari bahan
alami dan berfungsi memberikan kenyamanan bagi penggunanya seperti sabun madu,
atau sabun-sabun yang terbuat dari bahan alami lainnya.sabun juga dapat dibuat
secara home industry tentunya dengan
pengetahuan tentang bahan-bahan yang diperlukan dan memperbanyak bahan
bermanfaat bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
2008. Kimia
Organik. Jakarta.
Budi Rahardjo, Sentot. 2008. Kimia 3 Berbasis Eksperimen. Solo: Tiga
Serangkai.
pada 11 Oktober 2011.
Nirmala Chandra, Ade. 5-11 November 2011. Tingkatkan Perilaku Hidup Sehat Bersama Lifebouy. Nova, hal. 39.
0 comments:
Post a Comment
INGAT!! Komentar anda akan dilihat banyak orang, maka dari itu berikanlah komentar terbaik anda