[ Dosen Pengampu: Drs.
Radiansyah, M.Pd]
[ Oleh Kelompok 12 : Anisya (A1E310005), Aida Fahriani (A1E310214), Muhammad Rijali (A1E310219), Ernie Selviyanie (A1E310241), Supriyadi (A1E310397)
A.
PEMBAHASAN
Makanan kaleng banyak
dipilih karena praktis dibandingkan bahan makanan yang segar. Pusat
perbelanjaan saat ini banyak menyediakan makanan kaleng selain makanan segar.
Tetapi apakah semua
makanan kaleng buruk atau sebaliknya makanan segar pasti sehat? Membeli makanan
segar yang terbaik adalah dengan cara memetik atau membeli langsung dari para
petani. Tentu saja sangat sulit melakukannya di perkotaan.
Sebaliknya, selain
kepraktisan makanan kaleng, panas yang terjadi saat proses pengalengan dan
pembekuan tidak mengakibatkan hilangnya semua vitamin, walaupun kadarnya lebih
sedikit daripada bahan makanan yang segar.
Sebuah studi
Departemen Ilmu Pangan dan Gizi Manusia Universitas Illinois menemukan bahwa
bahan-bahan bermanfaat seperti vitamin dan serat sebagian dipertahankan selama
pengalengan makanan.
Penelitian UC Davis dalam Jurnal Ilmu Pangan dan Pertanian pada tahun 2007
menunjukkan bahwa sayuran segar seperti kacang hijau dan bayam akan kehilangan
hingga 75 persen kandungan vitamin C setelah tujuh hari pasca panen. Bahkan
jika sayuran ini dimasukkan dalam lemari es.
Baru-baru ini, sebuah
studi 2009 oleh para peneliti di Universitas Sheffield Hallam menganalisa tiga
puluh tujuh jenis makanan yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nutrisi
yang signifikan antara makanan beku dan segar.
Selain kandungan
gizi, buah-buahan dan sayuran segar impor bisa saja mengandung banyak
pestisida. Survei Asosiasi Konsumen Austria 2003 lalu menemukan bahwa konten
vitamin dalam sayuran beku lebih tinggi daripada di segar. Mereka juga
menemukan bahwa sayuran segar memiliki kandungan pestisida dan timah dibanding
makanan kaleng.
Soal kesegaran,
memang tidak ada yang mengalahkan sayuran dan buah-buahan segar. Makanan segar
dapat menimbulkan cita rasa yang lebih kuat daripada makanan kaleng. Disamping
itu, warna makanan segar jauh lebih menarik dibandingkan makanan kaleng. Rasa
makanan kaleng biasanya cenderung lebih hambar daripada yang segar sehingga
membutuhkan lebih banyak penguat rasa seperti garam dan gula.
Namun sebuah penelitian di Universitas Massachusetts menemukan tidak ada
perbedaan signifikan baik dalam rasa atau nutrisi antara makanan segar dan
kalengan.
Makanan kaleng, harus
diakui memiliki bahan tambahan dan pengawet yang tidak dimiliki makanan segar.
Namun ada beberapa jenis makanan kaleng yang memiliki manfaat antioksidan lebih
banyak daripada yang segar seperti tomat, jagung, dan wortel.Meski makanan kaleng itu telah ada pengamannya, yakni
keterangan tanggal kedaluwarsa atau batas konsumsi yang dicantumkan pada
kemasan, toh masih banyak
ditemukan minuman dan makanan kaleng out of date yang lolos di pasaran,
dan dikonsumsi. Jadi, jika
tidak hati-hati, konsumen bisa tertipu. Tanggal kedaluwarsanya ada, tetapi itu
belum menjamin aman untuk dikonsumsi. Sebab, adakalanya pengusaha yang nakal,
mengganti tanggal kedaluwarsa yang lama dengan yang baru. Jadi, yang baru
sebenarnya hanya labelnya, makanan dan minumannya sudah kedaluwarsa.
Mereka umumnya baru tahu kalau makanan
tersebut ada kelainan saat terjadi seisi rumah menderita sakit perut, atau
muntah-muntah sehabis menikmati makanan atau minuman yang baru dinikmatinya.
Bukan tidak mungkin pemilik supermaket atau pemilik toko sudah tahu tentang
perubahan ini. Sebab sebelum dipasarkan di ruang penjualan, tentunya sudah
melalui seleksi yang cukup ketat. Jadi, kecil kemungkinan kalau tidak ada unsur
kesengajaan.
Oleh karena itu, selain kita harus
melihat label tanggal kedaluarsa, kita juga hendaknya harus mengetahui kondisi
bentuk-bentuk kerusakan makanan dan minuman kaleng tersebut. Di antara
kerusakan yang sering ditemui, misalnya kaleng kelihatan normal, tetapi bila
ditekan salah satu ujungnya akan cembung pada bagian yang berlawanan (flipper);
salah satu ujung kaleng datar dan ujung lainnya cembung, tetapi apabila ditekan
cembungnya berpindah ke bagian yang berlawanan (springer); kedua ujung kaleng
cembung, tetapi apabila ditekan dengan tangan akan rata selama ditekan dan
apabila dilepas cembung kembali (soft swell); kedua ujung kaleng cembung
dan tidak bisa ditekan (hard swell); dan terbentuknya asam oleh bakteri
tertentu tetapi bentuk kaleng tetap (flat sour).
Selain kerusakan fisik kaleng, ada hal
lain yang perlu kita ketahui sebagai langkah awal dalam membeli produk makanan
kaleng di antaranya kerusakan secara biologis dan kimiawi.
1.
Maksud dikalengkan:
Pengalengan adalah maksud dari user atau pengguna agar makanan yg telah
berbentuk, sdh dimasak, bisa disimpan lama dan juga tahan lama (tergantung
pabrik pembuatan dan bahannya, tetapi pada umumnya 1 tahun)
Pengalengan juga dimaksud agar makanan dlm bentuk dan cita rasa tersebut akan
siap saji dalam beberapa menit, tanpa perlu dilakuakn masak, mencari bahan, dan
mengotorkan tangan serta waktu pembuatannya yg lebih lama.
Singkat, gampang diatur, misalnya satu org satu kaleng, masuk koper pakaian pun
tdk akan rembes, rusak atau meledak, ringkas, masukan rangsel, bawa ke camping,
berburu, manjat tebing dlsbnya. tinggal mebutuhkan pembuka kaleng, bisa makan
langsung atau di pai unggunkan dan jadilah masuk ke mulut, dan enak.
Tdk
perlu perawatan, tdk tergantung cuaca, kapan saja, dimana saja bisa dipergunakan.Dan
alasan bisnis tentunya.
2.
Pengolahannya:
Sesuai dg prinsip bisnis, maka sedapat mungkin menggunakan bahan baku semurah
mungkin, utk mendapatkan produk yg bisa dijual semurah mungkin, agar terjadi
penyerapan pasar yg sebanyak mungkin, dan dg demikian, perusahaan akan terus
memproduksi produk tersebut dg keuntungan yg sebesar besarnya.
Dg
prinsip diatas, maka bahan mentah yg diperoleh bisa saja dari kwalitas yg lebih
rendah, misalnya daging, diambilkan dari jenis yg berlemak tinggi, tdk terlalu
fresh, tanpa harus memperhatikan apa efek bila produk dikonsumsi secra terus
menerus (misalnya daging cincang (Kornet), ham en worst dlsbnya kan tdk
kelihatan lagi apa dagingnya dan jenisnya.
Pengolahan harus sedemikian rupa sehingga bila expiration datenya 1 tahun maka
barnag harus tahan 1tahun dan 3 bulan atau lebih, dan ini diperlukan kiat kusus
agar tdk basi, berbau kaleng, bulukan dlsbnya;
Nah utk mencapai ini, biasanya diperlukan bahan pengawet makanan seperti sodium
benzoat qatau yg sejenisnya (terakir dipergunakan hasil olahan dari tea, tetapi
masih lebih makhal dr sodiumbenzoat) .
Bila prosesnya adalah pasteurisasi, maka dimungkinkan tanpa bahan pengawet,
hanya saja menjadi masa tenggang hanya 6 bulan, dan kemasan bukan kaleng.
Tabel1. Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan
Bahan Pengawet
|
Produk Pangan
|
Pengaruh terhadap Kesehatan
|
Ca-benzoat
|
Sari buah, minuman ringan, minuman
anggur manis,
ikan asin
|
Dapat menyebabkan reaksi merugikan
pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin
|
Sulfur dioksida
(SO2)
|
Sari buah, cider, buah
kering, kacang kering, sirup, acar
|
Dapat menyebabkan pelukaan
lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan
alergi
|
K-nitrit
|
Daging kornet, daging kering,
daging asin, pikel daging
|
Nitrit dapat mempengaruhi
kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan
sakit kepala, anemia, radang ginjal,
muntah
|
Ca- / Na-propionat
|
Produk roti dan tepung
|
Migrain, kelelahan, kesulitan
tidur
|
Na-metasulfat
|
Produk roti dan tepung
|
Alergi kulit
|
Asam sorbat
|
Produk jeruk, keju, pikel dan
salad
|
Pelukaan kulit
|
Natamysin
|
Produk daging dan keju
|
Dapat menyebabkan mual, muntah,
tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit
|
K-asetat
|
Makanan asam
|
Merusak fungsi ginjal
|
BHA
|
Daging babi segar dan sosisnya,
minyak sayur, shortening, kripik kentang, pizza beku, instant
teas
|
Menyebabkan penyakit hati dan
kanker.
|
Lapisan atau coating permukaan kaleng harus tahan terhadap daya korosif
makanan yg bisa asam, asin, pedas dlsbnya, untuk itu diperlukan jenis bahan
kimia yg baik, tdk terkontaminsai dg makanan tersebut, dan melekat kuat ke
kalengnya sendiri; semacam vernis(acrylic, plastikdlsb) , seringkali terlepas
juga dan larut dlm makanan yg disimpan tersebut; ada coating sebelum bahan
vernis, yg langsung kekalengnya yaitu timah dg perbandingan timah hitam dan
putih yg tertentu.
Disini
bila koating vernis lepas, makanan masuk ke area timah, dan ingat timah hitam
adalah logam berat yg berbahaya, sukar larut, menyebabkan keracunan,
menyebabkan Autisme bagi anak yg dikandung sang ibu, penurunan daya pikir
dlsbnya.
Makanannya sendiri biasanya menjadi lebih berminyak, karena minyak akan membuat
awet makanan tersebut dalam rupa dan rasa bila dikalengkan atau disimpan
(ingat, rendang dg kelapa banyak akan lebih susah menjadi basi dibanding
rendang dg kelapa yg sedikit, itulah mengapa org penjual makanan padang
membuatnya dg santen yg banyak, disamping gurihnya lebih, juga tahan lebih lama
dari yg sedikit santan).
Dalam hal ini pengumpanan terhadap tubuh utk dicernakan hati juga lebih
kadarnya dibanding makanan segar yg dibuat langsung.
Proses pengalengan sendiri dimungkinkan terjadi kontaminasi, baik oleh asap
pabriknya sendiri, maupun asap atau udara yg berasal dari luar, kecuali utk
pabrikan besar yg memiliki system pengalengan yg bersih dalam ruangan kedap
udara luar, dan mempunyai system management produksi ISO 9000 an, bisa
diharapkan kemungkinan terkontaminasi tdk terjadi.
Perubahan bentuk ikatan protein yg terdapat dalam makanan kalengan tersebut
walau pun masih dianggab dalam toleransi, tetapi tetap terjadi perubahan bentuk
yg bila dimakan secara berkala akan menyebabkan kelainan struktur dalm
penimbunan didlam tubuh.
3.
Vitamin dan Mineral:
Proses pengalengan membutuhkan temeratur yg cukup tinggi, pengolahan yg berkali
kali, dan bahan mentah yg dipilih tdk perlu yg berkwalitas, dg demikian, hasil
akir berbentuk makanan dalam kaleng tersebut adalah makanan yg kaya rasa,
tetapi hampir semua vitamin, mineral telah hilang akibat dari proses
pengalengan itu sendiri.
Bandingkan kornet dan daging cicang biasa dlam rasa dan bau, jelas sekali,
daging segar cincang masih memilki rasa manis daging, sedangkan daging kalengan
sdh tdk memikinya, demikian juga dg bau yg kurang sedap dari daging dikaleng yg
baru dibuka diabanding bau daging segar.
B.
BAHAYA
YANG MUNGKIN DITIMBULKAN OLEH MAKANAN KALENG
Kerusakan makanan dan minuman kaleng dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain karena proses pengolahan yang kurang sempurna,
faktor mikrobiologis, kimia, cara penyimpanan dll. Proses pengolahan yang
kurang sempurna pada makanan kaleng dapat menyebabkan bahaya yang serius.
Kurangnya suhu dan waktu pemanasan dapat memberi peluang bagi tumbuhnya bakteri
Clostridium botulinum, bakteri yang paling tahan panas dan dapat hidup dalam
kondisi anaerobik (tidak ada udara). Bakteri Clostridium botulinum
menghasilkan racun botulin yang tergolong jenis neurotoksin, yaitu racun yang
dapat menyerang saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Jenis kerusakan khemis pada
makanan kaleng dapat dilihat dari cembungnya kaleng yang disebabkan oleh
pembentukan gas hidrogen. Kerusakan-kerusakan khemis lainnya dapat disebabkan
oleh adanya interaksi komponen logam kaleng dan bahan makanan yaitu dapat
ditunjukkan oleh adanya pemucatan warna kaleng bagian atas, pemucatan warna
makanan, penyimpangan aroma dan rasa makanan, keruhnya medium makanan, korosi
atau pengkaratan maupun lobang-lobang kecil dari badan kaleng. Makanan dan
minuman kaleng yang disimpan pada suhu rendah dan kering dapat memperpanjang
masa simpan dan sebaliknya penyimpanan pada tempat yang lembab dan basah dapat
melahirkan proses pengkaratan yang tidak diinginkan. Tanda tanda
keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang –
kunang dan kejang – kejang yang membawa kematian karena sukar bernapas.
Winarno dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pangan (1984)
menggolongkan kerusakan makanan kaleng menjadi 4 yaitu:
1.
Flat
sour
Dicirikan dengan permukaan kaleng
tetap datar dan tidak mengalami kerusakan apapun, tetapi produk di dalam kaleng
tersebut sudah rusak dan berbau asam yang menusuk. Kerusakan ini disebabkan
oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses
sterilisasi. Kaleng tidak cembung, tetapi isinya sangat asam.
2.
Flipper
Bila dil Lihat secara sekilas, kaleng terlihat norrnal tanpa
kerusakan.
Tetapi bila salah satu ujung kaleng ditekan, maka ujung yang lainnya akan
cembung.
3.
Springer
Salah satu ujung kaleng tampak rata dan normal, sedangkan
ujung
yang lainnya tampak cembung permanen. Bila bagian yang cembung ini ditekan,
maka bagian ujung yang masih rata akan tampak cembung.
4.
Swell (cembung)
Kedua ujung kaleng sudah terlihat cembung akibat adanya
bakteri
pembentuk gas. Swell (cembung) dibedakan menjadi soft swell dan hard swell.
Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga
masih bisa ditekan sedikit ke dalam. Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng
cembung dan begitu keras sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.
C.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN MAKANAN KALENG
Berikut ini ada beberapa tips
bagaimana cara memilih dan menggunakan produk makanan dan minuman kaleng yang
baik :
1.
Perhatikan
tanda-tanda kerusakan kaleng. Jangan mengkonsumsi produk kaleng yang mempunyai
tanda-tanda kerusakan seperti kaleng cembung, karatan, penyok. Pastikan tidak
ada kebocoran atau pengkaratan terutama di lipatan kaleng tutup atau sambungan
kaleng.
2.
Perhatikan
tanggal kadaluarsa dan semua informasi yang ada pada label baik itu, bahan
pembuatnya, komposisi gizi, label halal, ijin depkes.
3.
Demi
keamanan pastikan membeli produk yang diproduksi atau diedarkan oleh
produsen/penyalur yang jelas.
4.
Apabila
akan disimpan sebaiknya makanan atau minuman kaleng dalam kondisi yang bersih
5.
Sedapat
mungkin simpan di tempat yang kering dan sejuk. Hindari dari genangan air atau
kelembapan yang tinggi.
6. Makanan dalam kaleng sebaiknya
dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi
kecuali produk – produk seperti minuman kaleng, sari buah dll yang biasa
diminum dalam keadaan dingin.
7. Produk kaleng yang sudah dibuka sebaiknya cepat dipakai
karena keawetannya sudah tak sama lagi dengan produk awalnya. Produk yang sudah
terbuka hendaknya disimpan di refrigerator.
Karena masa simpannya yang lama dan adanya bahan tambahan
dalam proses pemasakannya, maka dalam mengkonsumsi sebaiknya lebih
berhati-hati. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu dicermati saat
mengkonsumsi makanan kalengan:
1.
Saat
membeli, pilih kemasan kaleng yang utuh dan bagus. Hindari makanan kalengan
dengan bagian kaleng yang penyok, cacat, atau bocor. Kaleng yang mengelembung
merupakan indikasi pembusukan dan tidak layak dikonsumsi.
2.
Setelah
dibuka, dan tidak habis dikonsumsi atau masih bersisa, pindahkan segera sisa
makanan ke dalam wadah bertutup dan simpan di dalam lemari es.
3.
Buang
makanan kaleng yang sudah busuk mencegah terjadinya orang lain atau binatang
mengkonsumsinya.
4.
Menyimpan
makanan kaleng dengan tutup terbuka bisa dilakukan asal disimpan di lemari pendingin
selama 1-2 hari.
5.
Makanan
kalengan hanya dapat dimasak sekali saja, tidak untuk dimasak dan dipanaskan
berulangkali karena nutrisinya akan susut.
6.
Cairan
dalam kaleng juga mengandung nutrisi, jadi jika ingin menambahkan air sebaiknya
air matang dan bersih.
7.
Untuk
buah – buahan yang dikemas dalam jus juga memiliki kandungan baik dibanding
dengan sirup buah.
8.
Untuk
mendapatkan rasa yang optimal, saat mengolah makanan kalengan bisa ditambahkan
bahan dan bumbu segar seperti cabai, tomat atau bumbu segar.
9.
Biasakan
selalu menambahkan bahan segar seperti sayuran segar saat mengolah makanan
kalengan agar nutrisinya lebih lengkap.
10.
Buang
segera makanan kalengan yang berbuih, berjamur atau berubah warna. Karena hal
ini menunjukkan makanan sudah tidak layak dikonsumsi.
KESIMPULAN
§ Pengalengan
adalah maksud dari user atau pengguna agar makanan yg telah berbentuk, sdh
dimasak, bisa disimpan lama dan juga tahan lama.
§ Kerusakan
makanan kaleng paling banyak disebabkan oleh bakteri jenis Clostridium botulinum
yang dapat mengeluarkan toksin yang berbahaya bagi manusia.
§ Terkontaminasinya
makanan kaleng dengan mikroba diakibatkan oleh proses produksi yang tidak
sempurna.
§ Clostridium
botulinum
adalah bakteri yang dapat membentuk spora, mengeluarkan toksin, dan resisten
terhadap panas. Namun pertumbuhannya dapat dihambat dengan menurunkan pH sampai
di bawah 4,6, menurunkan kadar air, dan penggaraman.
§ Tanda-tanda kerusakan makanan kaleng oleh
mikroba dapat dilihat dari ; a) penampakan abnormal dari kaleng (kembung,
basah, label luntur), b) penampakan produk yang tidak normal serta bau yang
menyimpang, c) produk hancur dan pucat, d) keruh dan tanda-tanda abnormal lain.
§ Konsumsilah makanan segar sebanyak mungkin.
§ Jika terpaksa
mengkonsumsi makanan kalengan sebaiknya ikuti aturan pemasakan dan
penyajiannya.
§ Atau sedapat mungkin kombinasikan makanan kalengan dengan
yang segar agar manfaat nutrisinya lebih maksimal
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment
INGAT!! Komentar anda akan dilihat banyak orang, maka dari itu berikanlah komentar terbaik anda