LANCIP
|
TUMPUL
|
SIKU-SIKU
|
|
SEMBARANG
|
Lancip sembarang
|
Tumpul sembarang
|
Siku-siku sembarang
|
SAMA KAKI
|
Lancip sama kaki
|
Tumpul sama kaki
|
Siku-siku sama sisi
|
SAMA SISI
|
Lancip sama sisi
|
Geometri Datar
Posted by Makalah Kuliah PGSD
[ Dosen Pengajar : Drs. H. Fansuri, M.Pd ]
[ Oleh : Dwi Pujiyanto (A1E310011), Novika
Dyah Pratiwi (A1E310013), Norma Yanti (A1E310016),
Mardalena (A1E310202), Noor Halisah (A1E310213), Supiyanto (A1E310218), Sahlina
( A1E310232), Disna Ariyanti (A1E310236), Arie Hidayat (A1E310243), Fauzi
Mubarak (A1E309286) ]
Geometri datar merupakan studi tentang titik, garis,
sudut, dan bangun-bangun geometri yang terletak pada sebuah bidang datar.
Berbagai mekanisme peralatan dalam kehidupan nyata banyak diciptakan
berdasarkan prinsip-prinsip geometri datar. Misalnya susunan segitiga yng kaku
digunakan pada konstruksi bangunan dan jembatan. Sehingga tidak dapat
dipungkiri, gometri berperan besar dalam membatu manusia memecahkanpermasalahan
yang dihadapi.
A. TITIK, GARIS, BIDANG, DAN SUDUT
1. Pengertian
Titik, Garis, Bidang, dan Sudut
Tiga unsur dasar yang membangun geometri adalah titik, garis, dan bidang.
Titik, garis, dan bidang termasuk istilah yang tidak didefinisikan (undefinedterm)
karena secara intuitif dianggap sebagai sesuatu yang mudah dijelaskan.
Titik dapat dianggap sebagai bola sangat kecil dengan jari-jari nol.
Walaupun titik tidak memiliki ukuran, titik dapat ditentukan letaknya. Titik
direpresentasikan sebagai noktah/dot (“.”) dan dinamai dengan huruf kapital.
Biji-bijian merupakan model fisik dari titik. Namun demikian betapapun kecilnya
biji-bijian tetap bukanlah titik karena masih mempunyai ukuran.
Garis hanya memiliki panjang, memanjang ke kedua arah, tetapi tidak
mempunyai lebar maupun tinggi. Garis dapat juga dibayangkan sebagai jejak titik
yang bergerak. Dalam pembahasan ini yang dimaksud garis adalah garis lurus.
Jeruji sepeda merupakan model fisik untuk garis. Garis dilambangkan dengan dua
titik yang dilaluinya, atau dengan huruf non kapital. Garis pada gambar di
bawah dapat dilambangkan dengan garis l , garis PQ, atau
.
Bidang dapat dibayangkan sebagai jejak sebuah garis yang digeser
menyamping. Bidang memanjang dan melebar tak terbatas, tetapi tidak memiliki
ketebalan. Yang dimaksud bidang dalam hal ini adalah bidang datar. Model fisik
dari bidang adalah lembaran kertas.
Dengan menggunakan undefinedterm titik, garis, dan bidang, semua
istilah-istilah geometri dapat didefinisikan. Berikut ini beberapa contoh
definisi yang dapat iturunkan dengan istilah titik, garis, dan bidang.
a. Kolinear:
Tiga titik dikatakan kolinear (segaris) jika semua titik
tersebut terletak pada garis yang sama. Pada gambar II-0, titik E, P,
G segaris, sedangkan titik A, B dan T tak segaris
(non kolinear).
b. Koplanar (sebidang):
Dua garis dikatakan koplanar jika keduanya terletak pada bidang
yang sama. Pada gambar II-0, garis AB dan BC koplanar, sedang
garis AB dan FG non koplanar (tak sebidang)
c. Ruas garis (Line Segment atau Segment):
Ruas garis AB (dilambangkan dengan
) merupakan himpunan titik A, B dan semua titik di antara A
dan B yang kolinear dengan garis melalui kedua titik tersebut. Atau
dapat juga didefinisikan Ruas garis
merupakan bagian dari AByang memuat titik A, B, dan semua
titik di antara keduanya. Titik A dan B dalam hal ini disebut
sebagai ujung-ujung ruas garis.
d. Sinar Garis (Ray):
Sinar AB (ditulis
) merupakan bagian dari
yang terdiri atas titik A beserta semua titik pada
yang terletak sepihak dengan B terhadap titik A. Selanjutnya
titik A ini dinamakan sebagai titik pangkal. Harap dicatat bahwa
dan
merupakan sinar yang berbeda.
2. Panjang ruas garis AB
Titik-titik pada sebuah garis dapat dipasangkan satu-satu
dengan bilangan real. Bilangan real yang berkorespondensi dengan suatu titik
dinamakan koordinat dari titik tersebut. Jarak antara titik P dan Q,
(ditulis PQ atau panjang PQ), merupakan harga mutlak dari selisih
koordinat P dan Q. Jarak kedua titik ini, disebut juga sebagai
panjang ruas garis PQ.
Pada gambar di bawah, titik P berada
pada koordinat 1, dan titik Q pada koordinat 4,8. Jarak antara titik P
dan Q, atau panjang ruas garis PQ adalah |4,8 – 1| = 3,8.
Karena satuan yang digunakan adalah cm, maka dikatakan panjang ruas garis PQ
= 3,8 cm.
3. Penjumlahan ruas garis
Jika terdapat tiga titik
yang segaris, dapat dikatakan bahwa satu titik berada di antara dua titik yang
lain.
B.
TITIK TENGAH RUAS GARIS (Midpoint),
GARIS BAGI (Bisector), GARIS BAGI TEGAK LURUS (Perpendicular Bisector)
1. Aktivitas Membagi Ruas Garis
Titik tengah suatu ruas garis adalah titik pada garis yang membagi ruas
garis menjadi dua bagian yang sama panjang.
Pembagi dua ruas garis tidak hanya berupa titik, namun dapat berupa sinar,
garis, ruas garis, atau bidang yang memotong ruas garis di titik tengahnya. Jika
membagi dua
dan
tegaklurus
, maka dikatakan
merupakan garis bagi tegak lurus
. Tidak seperti ruas garis yang dapat dibagi dua sama
panjang, suatu garis tidak dapat dibagi dua sama panjang. Hal ini dikarenakan
garis memanjang tak terbatas ke dua arah.
2. Melukis garis bagi tegak lurus.
a. Pada ruas garis AB, lukis dua busur berjari-jari sama, masing masing
berpusat di A dan B sehingga keduanya berpotongan di titik C dan
D(Gambar.II-10 a dan Gambar.II-10 b).
b. Tarik garis melalui titik C dan D. Diperoleh garis CD tegak
lurus AB (Gambar. Gambar.II-10 c)
C.
SUDUT (Angle)
1.
Definisi Sudut
Sudut diartikan sebagai bentuk atau bangun yang terjadi dari dua sinar yang
bersekutu pada pangkalnya. Kedua sinar garis ini dinamakan sebagai kaki-kaki
sudut, sedangkan titik pangkal kedua sinar disebut sebagai titik sudut (vertex).
2.
Penamaan sudut
Sudut dapat dilambangkan dengan “
”. Sebagai contoh sudut pada Gambar. II-11 di atas dapat
dituliskan dengan
A,
BAC,
CAB, atau
2. Penamaan sudut dengan tiga huruf menggunakan ketentuan
titik sudutnya berada di tengah, sedangkan dua titik yang lain merupakan
titik-titik pada kedua kaki sudut.
Untuk titik Q dan R, kita dapat menuliskan dengan
Q dan
R saja. Pada masing-masing titik
tersebut hanya terdapat satu sudut. Namun jika pada sebuah titik terdapat lebih
dari satu sudut seperti pada titik P, maka akan menjadi sulit untuk
mengidentifikasi mana yang dimaksudkan dengan
P. Apakah
P =
UPS,
P =
UPR, atau
P =
SPQ? Oleh karena itu, penulisan sudut
untuk titik P harus jelas, menggunakan notasi tiga huruf.
3.
Daerah sudut
Sudut membagi bidang menjadi dua bagian, yaitu interior (daerah sudut) dan
eksterior.
Ambil masing-masing satu titik di kaki sudut yang bukan titik pangkal. Maka
seluruh ruas garis yang menghubungkan kedua titik ini terletak pada daerah
sudut (interior).
4. Macam-macam Sudut, Hubungan antar
Sudut dan Hubungan Garis dengan Sudut
a. Macam-macam Sudut Menurut Besarnya
o
Sudut lancip (acute angle) adalah sudut yang besarnya
antara 0° dan 90°.
o
Sudut siku-siku (right angle) adalah sudut yang besarnya
90°. Pada sudut siku-siku, biasanya diberi tanda siku-siku kecil pada sudutnya.
o
Sudut tumpul (obtuse angle) adalah sudut yang besarnya
antara 90° dan 180°.
b. Hubungan antara sudut-sudut
Dua sudut yang kongruen
dan kesamaan dua sudut
Dua sudut
ABC dan
PQR dikatakan kongruen jika besar
sudutnya sama.
Jika ditulis dalam
bentuk notasi:
Sudut yang
berdekatan/berdampingan (adjacent angle)
Sudut yang berdekatan adalah dua sudut yang memiliki titik sudut yang sama,
sebuah kaki sudut yang
sama, tetapi tidak memiliki titik-titik interior yang
sama.
Sudut-sudut berpenyiku (complementary
angle)
Dua sudut dikatakan berpenyiku jika jumlah besar kedua sudut 90. Satu
sudut merupakan penyiku (komplemen) bagi sudut yang lain.
Sudut-sudut berpelurus (suplementary
angles)
Dua sudut dikatakan berpelurus jika jumlah besar kedua sudut 180o. Satu sudut merupakan pelurus (suplemen) bagi sudut yang lain. Sudut-sudut
berpelurus dan berpenyiku berlaku untuk sudut yang berdekatan maupun yang tidak
berdekatan.
Dua sudut bertolak
belakang
Sudut bertolak belakang terbentuk ketika dua garis saling berpotongan dan membentuk
empat sudut. Setiap dua sudut yang tidak berdampingan dari keempat sudut
disebut sudut bertolak belakang.
Pasangan sudut bertolak
belakang
1 dan
3,
2 dan
4.
Pasangan sudut
berdekatan
Perhatikan bahwa m
+m
2 = 180o
m
+m
4 = 180o
akibatnya m
2 = m
4
Dengan cara yang sama
dapat ditunjukkan bahwa m
1 = m
3. Sehingga dapat disimpulkan:
Dua sudut yang bertolak belakang sama besar.
D. BANGUN DATAR GEOMETRI
1.
SEGITIGA
Segitiga bukan merupakan sebuah benda konkrit. Segitiga
adalah sebuah ide yang disebut dengan model dari bangun datar. Secara konkrit
kita tidak pernah menemukan segitiga, namun segitiga hanya kita dapatkan dalam
benda yang modelnya segitiga. Jadi Segitiga merupakan model bangun datar yang
dibatasi oleh tiga ruas garis.
Segitiga dapat diberi nama dengan menggunakan huruf
capital berurutan dengan cara mengurutkan searah putaran jarum jam atau
sebaliknya.
Setiap pertemuan dua sisi menghasilkan sudut.
a. Segitiga menurut panjang sisinya
· Segitiga sembarang
Segitiga sembarang
adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
· Segitiga sama kaki
Segitiga samakaki adalah
segitiga yang memiliki dengan dua sisi sama panjang.
Sehingga
· Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi
adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
Sehingga ketiga
sudutnya sama besar yaitu 600
b. Segitiga menurut besar sudutnya
· Segitiga lancip
Segitiga lancip adalah
segitiga yang semua sudutnya lancip. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya di
antara 0° dan 90°.
· Segitiga tumpul
Segitiga tumpul adalah
segitiga yang salah satu sudutnya tumpul. Sudut tumpul adalah sudut diantara
90° dan 180°.
· Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku
adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
c. Segitiga menurut besar sudut dan panjang sisinya
Sifat utama dari segitiga
2.
SEGIEMPAT
Beberapa segi empat memiliki sifat-sifat khusus. Sebagai contoh, bentuk
rangka atap suatu piramida seperti pada gambar terbentuk susunan segi empat
dengan panjang sisi yang sama. Bangun tersebut dapat diperoleh dari dua
segitiga sama kaki yang dicerminkan sepanjang alasnya. Bangun ini merupakan
salah satu dari berbagai macam jenis segi empat.
Segiempat merupakan model bangun
datar yang dibatasi oleh empat ruas garis. Segiempat dapat diberi nama dengan
menggunakan huruf capital berurutan dengan cara mengurutkan searah putaran
jarum jam atau sebaliknya.
Penamaan segiempat ABCD yang benar
Setiap pertemuan dua sisi menghasilkan sudut. Jika dua titik sudut yang
tidak terletak pada satu sisi dihubungkan dengan sebuah ruas garis, maka ruas
garis itu disebut diagonal.
Bangun-bangun datar yang disebut sebagai persegi, persegi panjang, layang-layang,
jajar genjang, belah ketupat, dan trapesium adalah bangun-bangun datar
segiempat.
Jenis-jenis segiempat
antara lain:
1. Persegi panjang
Persegi panjang adalah segiempat yang setiap sudutnya siku-siku dan
sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.
Keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
· Sifat 1: Diagonal-diagonal pada persegi panjang adalah sama panjang.
Pada gambar: AC = BD
· Sifat 2 : diagonal-diagonal pada persegi panjang saling membagi dua sama panjang.
Pada gambar: AO = OC = DO = BO
2. Persegi
Persegi adalah segiempat
yang tiap sudutnya siku-siku dan tiap sisinya sama panjang.
AB = BC = CD = AD
· Sifat 1 : Diagonal-diagonal pada persegi sama panjang. AC = BD
· Sifat 2 : Diagonal-diagonal pada persegi saling membagi sama panjang. AO = OC = DO
= BO
· Sifat 3 : Diagonal-diagonal pada persegi saling berpotongan tegak lurus. Diagonal
BD dan AC saling berpotongan tegak lurus sehingga
O
· Sifat 4 : Diagonal-diagonal pada
persegi membagi dua sudut-sudut persegi menjadi dua bagian sama besar yaitu 45o.
45O, karena diagonal AC dan BD membagi dua
sudut-sudutnya sama besar.
3. Jajar genjang
Jajar genjang adalah segiempat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar.
AB // DC dan AD // BC, tanda // berarti sejajar.
· Sifat 1 : Pada jajar genjang sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.
· Sifat 2 : Pada jajar genjang diagonal-diagonalnya saling berpotongan dan membagi
dua sama panjang. DO = BO dan AO = OC.
· Sifat 3 : Sudut-sudut yang berhadapan pada jajar genjang sama besar.
.
· Sifat 4 : Sudut-sudut yang berdekatan pada jajar
genjang berjumlah 1800.
4. Belah ketupat
Belah ketupat adalah segiempat yang semua sisinya sama panjang atau jajar
genjang yang semua sisinya sama panjang.
· Sifat 1 : Diagonal-diagonalnya saling berpotongan tegak lurus
· Sifat 2 : Diagonal-diagonal pada belah ketupat saling membagi dua sama panjang. DO
= BO dan AO = OC.
· Sifat 3 : Diagonal-diagonal pada belah ketupat membagi sudut-sudut menjadi dua
bagian sama besar.
karena diagonal AC dan BD membagi dua sudut-sudutnya
sama besar.
5. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang memiliki sepasang sisi sejajar.
Trapesium ABCD di atas AB//DC.
· Sifat: dua garis sejajar dalam trapezium menyebabkan sudut berdekatan diantara
dua garis sejajar tersebut selalu berjumlah 180o.
6. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang sepasang sisi berdekatannya sama
panjang.
AD = CD dan AB=BC
· Sifat 1 : Diagonal terpanjang membagi dua sudutnya menjadi dua bagian sama besar
· Sifat 2 : Sudut-sudut yang berhadapan yang dilalui diagonal terpendek sama besar.
· Sifat 3 : Diagonal-diagonal pada laying-layang saling berpotongan tegak lurus.
3.
SEGILIMA
Segilima adalah bangun datar yang dibatasi oleh lima ruas garis.
·
Sifat 1 : Jumlah besar sudut dalam pada segilima adalah 540o.
·
Sifat 2 : segilima yang semua sisinya sama disebut segilima
beraturan pada segilima beraturan besar tisp sudutnya 108°.
4.
LINGKARAN
Lingkaran
adalah kumpulan titik sedemikian hingga ruas garis yang ditentukan oleh tiap
dari kumpulan itu dengan suatu titik tertentu adalah kongruen.
Ÿ Titik
tertentu itu disebut titik pusat lingkaran
Ÿ Jari-jari
lingkaran adalah ruas garis yang di tentukan oleh sembarang titik di lingkaran
itu dengan titik porosnya.
Gambar di atas merupakan suatu lingkaran.
O adalah suatu pusat lingkaran, OP, OQ, dan OR adalah jari-jari lingkaran biasa
dilambangkan dengan r (radius) dan PQ dilambangkan dengan d. Panjang panjang
garis tengah adalah dua kali panjang jari-jari. Jadi d = 2r sedangkan garis
lingkaran QR, RP, PQ disebut busur lingkaran, panjang garis lingkaran, lengkung
dari P ke titik P lagi disebut keliling lingkaran.
DAFTAR PUSTAKA
Budhayanti Clara Ika
Sari, dkk. 2009. Pemecahan Masalah Matematika 3 SKS. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Wiyoto, Jakim, dan Untung TS,. 2009. Kapita Selekta
Pembelajaran Geometri Datar Kelas VII di SMP. Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Blog, Updated at: 14:48
0 comments:
Post a Comment
INGAT!! Komentar anda akan dilihat banyak orang, maka dari itu berikanlah komentar terbaik anda