[ Dosen
Pengampu : Drs. H.
Ramadi, M.Pd ]
[ oleh : Akhmad
Jamaluddin (A1E310007), Rahmi Kamilah Murtafi’ah (A1E310012), Rifni Rizkia (A1E310210), Sahlina (A1E310232), Riza Aszhari (A1E310217), Dwi Alfiah (A1E310251), Muhammad Riduan (A1E310254) ]
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami telah berhasil menyusun makalah dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD 2 yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menulis
Fiksi, yang di mana makalah ini mengambil dari berbagai sumber baik dari buku
maupun dari internet dan sumber-sumber lainnya.
Makalah
ini diharapkan mempu membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan menulis
fiksi dan cara meningkatkannya
Dengan
selesainya makalah ini kami kami mengucapkan terimakasih kepada Drs. H. Ramadi,
M. Pd sebagai dosen pembimbing mata
kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD 2.
Kami
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan yang akan datang. Akhirnya kami mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………2
DAFTAR ISI ……………………………………………………….3
PENDAHULUAN ………………………………………………
ISI
A.
Keterampilan Menulis ……………………………… 5
B.
Pengertian Prosa Fiksi ……………………………… 5
C.
Unsur-Unsur Fiksi ………………………………………. 5
D.
Ragam Dan Jenis Prosa Fiksi ……………………… 6
E.
Keterampilan Menulis Fiksi ………………………………. 7
F.
Meningkatkan Keterampilan Fiksi
Untuk Usia Sd ….
KESIMPULAN …………………………………………….
SARAN-SARAN………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….
PENDAHULUAN
Makalah ini membahas mengenai meningkatkan
keterampilan menulis fiksi yang berasal dari berbagai sumber. Dengan
mempelajari makalah ini anda akan mendapatkan informasi mengenai bagaimana cara
meningkatkan keterampilan menulis fiksi, selain itu anda dapat :
a.
Menjelaskan keterampilalan
menulis fiksi
b.
Menjelaskan cara meningkatkan
keterampilan menulis fiksi
c.
Menjelaskan pengertian prosa
fiksi
d.
Menjelaskan unsur-unsur fiksi
e.
Menjelaskan ragam fiksi
Untuk mencapai tujuan tersebut makalah ini menyajikannya
secara lebih praktis agar lebih mudah untuk
difahami.
A.
Keterampilan
Menulis
Dengan
mambaca dan menulis, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi pertumbuhan dan perkembangan social, daya nalar, dan emosionalnya. Namun
yang terjadi sekarang justru siswa lebih senang membaca daripada menulis.
Padahal keterampilan menulis zaman sekarang sangat dibutuhkan.
Kemampuan
menulis adalah bagian bahasa yang berupa tulis menulis dalam rangka
menyampaikan/mengungkapkan gagasan terhadap pembaca (Fajri, 2005). Tujuan
menulis (writing) yaitu: (1) menyampaikan pokok pikiran atau gagasan
pada pembaca; (2) menyampaikan informasi tentang suatu cerita kepada pembaca;
(3) memberikan hiburan kepada pembaca; dan (4) mempengaruhi atau mengajak
pembaca melalui tulisannya.
B.
Pengertian
Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah Tulisan cerita narasi adalah paparan
cerita yang bersifat fiktif (khayalan) atau berupa pengalaman sendiri yang
pernah dialami. Di dalam cerita narasi biasanya terdapat cerita yang
berkesinambungan. Disajikan dalam gambaran yang jelas antar tokoh-tokoh
(lakon), jalan cerita dan tempat peristiwa secara utuh. Dengan demikian,
seolah-olah pembaca mengalami secara langsung peristiwa yang disampaikan oleh
penulis melalui bacaan.
C.
Unsur-unsur
Prosa Fiksi
1)
Tema
Yaitu ide yang menjadi pokok pembahasan, atau ide pokok suatu
tulisan. Dengan mempunyai tema pengarang mempunyai pedoman dalam ceritanya.
Jadi tema adalah ie sentarl yang mendasari suatu cerita. Tema mempunyai tiga
fungsi yaitu sebagai pedoman bagi pengarang dalam menggarap cerita,
sasaran/tujuan penggarapan cerita, dan mengikat peristiwa-peristiwa cerita
dalam suatu alur.
2)
Amanat
Dapat diartikan sebagai pesan berupa ide, gagasan, ajaran moral
dan nilai-nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan/dikemukakan oleh pengarang
lewat cerita.
3)
Alur atau plot
Rangkaian peristiwa-peristiwa cerita yang disusun secara logis dan
kausalitas (menunjukkan hubungan sebab-akibat).
4)
Perwatakan atau penokohan
Adalah pelukisan tokoh/pelaku cerita dalam sifat-sifat dan tingkah
lakunya dalam cerita yang disorot secara keseluruhan termasuk dari perasaan,
keindahan, cara berpikir, dan cara bertindak.
5)
Sudut pandang
Mengacu pada posisi pengarang/pencerita, apakah ia ada di dalam
cerita atau di luar. Ada tiga macam sudut pandang, yaitu :
-
Pengarang terlibat atau ikut
ambil bagian lam cerita sebagai tokoh utama atau yang lain, mengisahkan tentang
dirinya. Dalam cerita ini pengarang menggunakan kata ganti orang pertama (aku
atau saya).
-
Pengarang sebagai pengamat atau
yang mengisahkan pengamatannya sebagai tokoh samping. Pengarang berada di luar
cerita, dan menggunakan kata ganti orang ketiga (ia atau dia)
-
Pengarang serba tahu tentang apa
yang dirasa dan dipikirkan oleh tokoh cerita.
6)
Latar atau setting
Situasi tempat, ruang dan waktu terjadinya cerita. Latar terdiri
atas latar fisik, yaitu yang berupa benda-benda fisik seperti bangunan rumah,
kamar, perabotan, daerah dan sebagainya. Yang kedua, latar sosial meliputi
pelukisan keadaan social budaya masyarakat, seperti adat istiadat, cara hidup,
bahasa kelompok sosial dan sikap hidupnya, dan lain=lain yang melatari cerita.
7)
Gaya bahasa
Berfungsi sebagai pemberi warna pada karangan, yaitu menunjukkan ekspresi
individual dan melukiskan suasana cerita.
D.
Ragam
dan Jenis Fiksi
1)
Dongeng 4) novel
2)
Hikayat 5) kisah
3)
Roman 6) cerita pendek
Jenis-jenis fiksi
a)
Fiksi
realistik, terlahir dari pengalaman yang berkaitan dengan hal-hal yang
bersifat faktual dalam perilaku manusia.
b)
Fiksi
romantik, lebih menyajikan masalah perjuangan pribadi dan desak-desakan
dari luar.
c)
Fiksi
naturalis dan proletarian, lebih mengutamakan pelukisan
fakta-fakta yang keji yang kurang dapat diterima secara moral dan pelukisan tataan
material yang kurang dapat diterima oleh akal sehat.
d)
Fiksi
gotik, melukiskan cerita-cerita horror dimana fakta-fakta disajikan
seedemikian rupa sehingga memancing kengerian dan melahirkan mimpi yang
menakutkan.
e)
Fiksi
sains dan utopian, menunjukan kecendrungan
tatanan-tatanan material dengar menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga
sesuatu tersebut benar-benar terjadi. Disebut fiksi sains jika menyangkut
tatanan-tatanan yang saintifik sains , disebut utopian jika menyangkut
tatananyang bersifat ekonomik dan politik.
f)
Satire
merupakan gambaran tentang pertentangan antara manusia dan institusi yang
tampak secara lahiriah dengan kekuasaan yang adadibaliknya.
g)
Fiksi
psikologis, arus kesadaran, otobiografis, atau blidungstoman
menekankankompleksitas atau perkembangan kehidupan batiniah individual, yang
terdiri dari perasaan dan pikiran.
h)
Fiksi
eksestensial, menggambarkan kekuatan dibalik fakta-fakta
dunia yang tak terfahamkan, tak dapat diterima, bahkan yang tidak pernah
terjadi. Tokoh-tokohnya dihadapkan kepeda Sesutu yang gelap dan dilontarkan ke
dunia absurd.
E.
Keterampilan
Menulis Fiksi
1)
Menemukan Ide cerita
Beberapa
pengarang pemula terkadang terhambat dalam menemukan ide cerita. Untuk
memperkaya ide yang akan ditulis kita dapat melakukannya dengan berbagai cara.
Pertama, mencermati fakta atau relita yang terjadi di sekitar kita dengan
melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang ada. Cara tersebut di
atas dapat dilakukan dengan banyak membaca
buku-buku atau download materi dari internet untuk memperkaya
pengetahuan kita. Kedua, melakukan kreasi dan imajinasi dengan mengolah dan
mengkritisi fakta atau relita yang ada. Oleh karena itu, penting sekali
menentukan ide cerita yang kita ketahui dan sering kita temui di sekitar kita.
Penulis cerita dapat menemukan ide dari berbagai hal
sudut pandang. Misalnya dengan memperkaya bacaan, memperkaya
imajinasi, mengolah kembali cerita rakyat dan memanfaatkan pengalaman.
2) Mengembangkan ide cerita
Dalam
keterampilan menulis atau membaca saat akan memulai mengembangkan ide dapat
kita gagas dalam beberapa pertanyaan. Pertanyaan pertama dapat dimulai dari
kata what (apa latar belakangnya, konfliknya, apa yang ingin
disampaikan dll). Pertanyaan kedua dengan kata who (siapa
tokohnya, pemain dalam cerita, pembacanya). Ketiga when (kapan kejadiannya, dibaca). Keempat Where
(dimana settingnya). Kelima why (mengapa terjadi
masalah/penyebab masalah). Keenam, how (bagaimana
tindaklanjutnya, pengaruhnya, kesesuaiannya dan kemenarikannya).
3) Membuat cerita menarik
Cerita
dikatakan menarik jika dapat meninggalkan kesan pada pembacanya. Ada beberapa
unsur utuk mengembangkan cerita menjadi menarik. Pertama, pilihlah tema
yang sesuai dengan sasaran pembaca. Jika pembaca itu remaja, maka pilihlah tema
yang sesuai dengan usia, pola hidup atau gaya mereka. Kedua, pembentukan
karakter bulat pada tokoh cerita. Artinya tokoh dapat menyampaikan
karakter khusus yang dapat berdampak pada pembaca. Ketiga, konflik
sebaiknya di kemas secara menarik dan tidak berlebihan. Setiap konflik yang
disajikan dalam cerita, sebaiknya diikuti dengan pesan/informasi untuk pembaca.
Diharapkan pembaca setelah membaca dapat mengambil hikmah positif dari konflik
di dalam cerita tersebut. Keempat, ending
atau klimaks cerita disajikan tanpa disadari oleh pembaca. Seorang pembaca
yang kritis biasanya akan meramalkan sendiri ending dari cerita yang dibaca,
untuk itu pengarang harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda di luar
perkiraan pembaca.
F.
Meningkatkan
Keterampilan Menulis Fiksi Untuk Usia SD
Pembelajaran menulis
(mengarang) sebenarnya sudah dimulai sejak anak duduk di kelas 1 SD. Anak
belajar menggambar lalu ia menuliskan beberapa kalimat mengenai gambarnya itu
selanjutnanya, syarat-syarat mengarang dapat diajarkan berangsur-angsur. Yang
terpenting adalah kita dapat memacu spontanitas atau keberanian anak dalam
mengungkapkan gagasan dan isi hatinya melalui media tulisan. Materi menulis
fikasi di kelas tinggi mencakup materi berikut :
1) Menulis karangan
berdasarkan rangkaian gambar seri
2) Melanjutkan cerita
narasi
3) Menulis cerita rekaan
berdasarkan pengalaman
4) Melanjutkan isi pantun
5) Menyusun karangan dari
gambar seri yang diacak
6) Menulis prosa sederhana
7) Menulis puisi bebas
8) Memparafrasekan puisi
9) Menulis drama sederhana
Pembelajaran menulis
fiksi harus mempunyi tujuan yang jelas. Bahan pembelajarannya pun harus sesuai
dengan karakteristik siswa, berkaitan dengan perkembangan jiwa serta lingkungan
siswa. Jangan biarkan anak menulis mengenai sesuatu yang belum ia ketahui, Oleh
karena itu berikan kesempatan untuk anak memilih topik yang
diceritakannya.
Penilaian menulis fiksi
harus diupayakan untuk memotivasi bukan untuk menghakimi. Yang kita lakkukan
bukanlah menjadikan anak sebagai seorang penyair, pujangga, penulis novel atau
penulis skenario, akantetapi disini kita berusaha untuk menciptakan sikap dan
persepsi positif kepada anak, sehingga anak senang menulis. Penilaian karangan
sebaiknya berupa fortopolio yang diberikan komentar. Anak akan merasa dihargai
ketika karyanya diberikan apresiatif, ketimbang hanya diparaf saja.
G. Model Pembelajaran Menulis Fiksi:
G. Model Pembelajaran Menulis Fiksi:
Menulis (mengarang) fiksi di SD kelas tinggi mencakup ketiga genre sastra yaitu mengarng puisi, cerpen, dan drama. Dalam pelaksanaannya, mengarang ketiga bentuk sastra anak tersebut memerlukan strategi tersendiri sesuai dengan karakteristik siswa usia SD, yaitu belajar sambil bermain.
-
Menceritakan Gambar
Siswa membuat sebuah cerita berdasarkan
gambar peristiwa yang dapat disusun menjadi sebuah cerita lengkap. Siswa harus
mengamati gambar tersebut dengan bimbingan pertanyaan. Jawaban pertanyaan tadi
merupakan kerangka cerita yang akan dikembangkan siswa. Setelah selesai,
tulisan direvisi dan disunting dengan teman lainnya dalam kelompok.
-
Melanjutkan Cerita
Guru memberikan cerita yang belum selesai,
kemudian siswa melanjutkan cerita itu dengan memberikan rambu-rambu, misal: Dia
anak yang rajin, sopan, dan hormat pada guru dsb.
-
Awali Cerita
Siswa diajak membuat beberapa paragraf
awal cerita yang sudah disediakan guru tetapi paragraf awalnya dikosongkan.
Siswa mengisi bagian awal dan harus terangkai dengan baik pada cerita bagian
akhir yang sudah disediakan guru.
-
Ganti Tokoh
Tujuan mengarang cerita model ini untuk
memahamkan tokohpada waktu mengarang cerita. Siswa harus mengganti tokoh dalam
ceritannya baik dengan nama-nama yang pernah mereka kenal atau berdasarkan
sudut pandang penceritaan.
-
Ganti Setting
Siswa dapat lebih mengenal waktu dan
setting sebuah cerita. Kegiatannya, siswa diberi cerita yang settingannya
dikosongkan untuk diisi oleh siswa.
-
Mengurutkan Plot
Tujuan kegiatan ini agar siswa dapat
menbuat sebuah cerita dengan urut. Langkahnya, guru membagi amplop berisi
potongan plot pada masing-masing kelompok. Siswa mengidentifikasi,
mendiskusikan dan menyalin susunan plot yang sudah disusun dalam bentuk tulisan.
-
Menceritakan Mimpi
Guru memberi gambaran bahwa cerita itu
dapat ditambah atau dikurangi supaya jelas alurnya. Biarkan siswa menyusun
cerita sesuai dengan keinginannya.
-
Menceritakan Pengalaman
Pengalaman yang diceritakan dapat berupa
pengalaman sehari-hari atau pengalaman menarik. Panduan yang diberikan guru adalah
sebagai berikut :
Contoh
Contoh
·
Pernahkah kamu melakukan perjalanan/?
·
Coba ceritakan, dengan siapa kamu pergi ?
kemana? Dsb
-
Menceritakan Cita-cita
Dalam penulisan cerpen yang sumbernya dari
cita-cita siswa, masih memerlukan bimbingan guru, karena mungkin saja ia hanya
akan menuliskan beberapa beris kalimat saja. Siswa harus diajak untuk menjawab
pertanyaan sendiri :
Apa cita-cita kamu? Mengapa kamu memilih
cita-cita itu? Dll. Jawaban akan dijadikan kerangka karangan.
KESIMPULAN
Latihan menulis cerita fiksi dilakukan sesuai dengan
langkah-langkah menulis yang telah disamapaikan. Pada tahap preparation
guru berlatih menggali ide untuk menentukan tema cerita yang akan ditulis. Ada
beberapa teknik yang dilakukan, antara lain ada yang membaca buku cerita,
berimajinasi, kartu mimpi, interpretasi alam dan gambar. Masing-masing peserta
menuliskan beberapa ide, kemudian dipilih ide yang paling menarik dan baik
untuk dikembangkan.
Tahap berikutnya adalah pramenulis. Pada tahap ini,
peserta melakukan penulisan terhadap ide yang diperoleh seluas-luasnya. Ide-ide
tersebut dikembangkan dalam bentuk atau draf untuk memudahkan proses menulis.
Setelah itu proses penulisan dilakukan. Peserta menuangkan ide dan
mengembangkannya berdasarkan pemetaan pikiran yang telah dilakukan pada tahap
pramenulis. Pada tahap ini biasanya peserta mengalami kesulitan dalam
mengembangkan cerita. Oleh karena itu, peserta dapat menerapkan teori 5W dan 1H
untuk mengembangkan cerita.
1) Menulis cerita fiksi sangat efektif untuk melatih
meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang sekaligus sebagai media pembelajaran
di sekolah
2) Apresiasi terhadap karya sastra merupakan sarana efektif
untuk penanamam budi pekerti, moral, budaya, dan pendidikan bagi seseorang
3) Penulisan karya fiksi merupakan proses yang perlu dilatih
dan ditekuni, karena ide dan gagasan yang disampaikan agar tepat pada
sasaran/peserta didik
SARAN-SARAN
Saran kepada siswa
a. Jangan ragu dan takut
salah untuk mulai menulis
b. Tulis hal apa saja yang
terlintas di otak
c. Dengan terbiasa menulis
cepat, maka siswa akan terlatih untuk mencurahkan gagasan, sehingga diharapkan
siswa menjadi anak pemberani. Berani mengutarakan pendapat, namun tetap santun
d. Biasakan untuk membaca
tulisan orang lain agar wawasan ilmu bertambah dan penguasaan kosa kata
meningkat
Saran kepada Guru
a. Sudah saatnya untuk
terus menemukan inovasi-inovasi dalam model-model pembelajaran khususnya
menulis
b. Selalu memberi motivasi
kepada siswa agar tidak takut menulis fiksi untuk mengembangkan daya imajinasi
dan kreatifitasnya
c. Selalu memberi pujian
kepada siswa yang tulisannya bagus, dan member semangat kepada siswa yang
tulisannya masih kurang
Saran kepada Institusi
Pendidikan
a. Selalu memotivasi guru dengan
penghargaan kepada guru yang dapat menemukan metode dan teknik-teknik baru
dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Zulfahnur. 1996. Teori Sastra.
Jakarta. Depdikbud.
Mulyana, Yoyo dkk.1997. Sanggar
Sastra. Jakarta. Depdikbud.
Sulastri. 2007. Peningkatan keterampilan menulis fiksi
melalui gambar seri bagi siswa kelas III SDN 2 Baledono, Kabupaten Purworejo
Tahun 2007/2008, (Online), http : http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21096368.pdf,
diakses pada 22 September 2011).
Agustin.
2009. Meningkatkan keterampilan menulis,
(online), http://vaguztine.blogspot.com/2009/11/meningkatkan-keterampilan-menulis.html,
diakses pada 22 september 2011
0 comments:
Post a Comment
INGAT!! Komentar anda akan dilihat banyak orang, maka dari itu berikanlah komentar terbaik anda