[ Oleh : Mardalena (A1E310202), Zul Faisal (A1E310209), Dessy Irlita (A1E310226), Arie Hidayat (A1E310243), Wahyuni Ulfah (A1E310244), Adi Novita Sari (A1E310269), Fauzi Mubarak (A1E310928)
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “UPAYA
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA TULIS(MEMBACA)”
Makalah ini
berisikan tentang informasi keterampilan berbahasa atau yang lebih khususnya
membahas bagaimana upaya meningkatkan keterampilan berbahasa lisanulis salah satunya adalah membaca.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa tulis (Membaca). Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa tulis (Membaca). Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Banjarmasin,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….....i
BAB
I…………………………………………………………………………………….……..
Daftar
Isi…………………………………………………………………………..……....ii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………..……...1
BAB II Isi………………………………………………………………………………
Upaya Meningkatkan Keterampilan
Berbahasa Tulis (Membaca)
Pengertian
Membaca…………………………………………………………..……...2
Hubungan Antara Keterampilan Membaca
Dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya…………………………………………………………..………..2
Proses
Membaca………………………………………………………………...……….2
Problem Umum Yang Dihadapi Anak
Dalam Membaca…………..………..3
Strategi Meningkatkan Kemampuan
Membaca………………………..…...7
Strategi
Pengucapan……………………………………………………………........7
Pemilihan Bahan
Ajar……………………………………………………………...…7
Metode
Pengajaran…………………………………………………………………....8
Bab III Penutup…………………………………………………………………………....10
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………….......11
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama
sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan
cita-cita untuk maju, sejahtera dan
bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Saat ini dunia pendidikan memerlukan adanya reformasi
berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan masa depan.
Reformasi yang dimaksud bukanlah perubahan yang revolusioner, melainkan suatu
perubahan yang bersifat evolutif,antisipatif, dan terus-menerus sejalan dengan perubahan dan tantangan yang
dihadapi dari waktu ke waktu.
Sampai saat ini, kemampuan baca-tulis oleh lulusan SD
masih jauh dari harapan. Keluhan tentang rendahnya kemampuan lulusan SD dalam
hal baca tulis terus dikumandangkan. Oleh karena itu, siswa sekolah dasar
dilatih agar memiliki kemampuan membaca.
Maka diperlukan upaya dalam meningkatkan keterampilan berbahasa tulis
khususnya menulis.
BAB II
ISI
A.Pengertian membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Tujuan
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan
memahami makna bacaan.
B. Proses Membaca
Membaca
merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak(spodek dan Saracho, 1994).
Ada dua cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang cetak :
·
Langsung,yakni
menghubungkan ciri penanda visual dari tulisan dengan maknanya.
·
Tidak
langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan
makna .
Cara
pertama digunakan oleh pembaca lanjut dan cara kedua digunakan oleh pembaca
permulaan.
Combs (1996) memilah
kegiatan membaca menjadi tiga tahap :
·
Tahap
persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak( buku), konsep
tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf, konsep tentang kara.
·
Tahap
perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam barang cetak.
Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain.
·
Tahap
transisi, anak mulai mengubah kebiasaan membaca bersuara menjadi membaca
didalam hati.anak mulai dapat melakukan
kegiatan membaca dengan santai (tidak tegang).
Pengajaran
membaca sangat tepat digunakan sebagai
sarana untuk membimbing anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan minat
baca. Cara yang ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah dikemukakan
sebagai berikut.
ü Ciptakan lingkaran yang
menyenangkan
ü
Perkenalan
buku-buku baru
ü
Pilih
waktu yang paling tepat
ü
Beri
kesempatan untuk merespon isi buku
ü
Berikan
bimbingan dalam memahami bacaan
ü
Berikan
kesempatan untuk mendiskusikan hasil membacan
ü Gunakan caradan waktu yang
bervariasi
Ada
3 hal pokok yang perlu diperhatikan guru
dalam pengajaran membaca yang di arahkan pada:
ü Pengembangan aspek sosial
anak, yakni kemampuan kerjasama, percaya diri, kestabilan emosi,dan rasa
tanggung jawab ;
ü
Pengembangan
fisik, yaitu pengaturan gerak motorik , koordinasi gerak mata dan tangan ; dan
ü Perkembangan kognitif ,
yakni membedakan bunyi, huruf, menghubungkan kata dan makna.
Untuk
dapat mengacu perkembangan anak dalam membaca. Clay (1966) mengemukakan perlunya
menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan membaca. Kondisi yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
ü Kemahiran membaca diperoleh
melalui interaksi sosial dan tingkah laku emulatif (kompetitif).
ü Anak menguasai kemahiran
membaca sebagai hasil dan pengalaman hidupnya.
ü Anak akan menguasai
kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan memerlukan proses.
ü Kegiatan bermain memainkan
peran penting dalam penguasaan membaca.
C. Problem Umum yang
Dihadapi Anak dalam Membaca
Dalam pelaksanaan membaca , guru seringkali dihadapkan
pada anak yang memahami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi,
huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan anak memahami
isi bacaan. Berikut dikemukakan kesulitan-kesulitan yang umumnya dihadapi anak dalam
belajar membaca :
1.
Kurang
Mengenali Huruf
Kesulitan
yang berupa ketidakmampuan anak
mengenali huruf-huruf dalam alfabetis, yakni ketidakmampuan anak membedakan
huruf besar dan kecil. upaya yang ditempuh guru dalam membantu anak yang
mengalami jenis kesulitan ini dapat berupa huruf dijadikan bahan nyanyian atau
menampilkan huruf dan mendiskusikan bentuk (karakteristiknya),khususnya
huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk (misalnya p, b, dan d ).
2.
Membaca
Kata Demi Kata
Membaca
kata demi kata sering kali disebabkan oleh : a) gagal menguasai keterampilan
pemecahan kode(decoding), b) gagal memahami makna kata , atau c)kurang lancar
membaca. Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah :
Ø Gunakan bacaan yang tingkat
kesulitannya paling rendah
Ø Suruh anak menulis kalimat
dan membacanya dengan keras
Ø Jika kesulitan ini
disebabkan oleh kurangnya penguasaan
kosa kata
Ø Jika anak tidak menyadari
bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah kegiatan anak membaca dan putarlah
hasil rekaman tersebut.
3.
Memparafrasekan
yang Salah
Anak seringkali melakukan pemenggalan(berhenti
membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca,
khususnya tanda koma. Untuk mengatasi kesulitan ini dapat digunakan cara
berikut :
Ø Jika kesalahan disebabkan
oleh ketidaktahuan anak terhadap makna kelompok kata (frase), sajkan sejiumlah
kelompok kata dan latihkan cara membacanya.
Ø Jika kesalahan disebabkan
oleh ketidaktahuan anak tentang tanda baca, perkenalkan fungsi tanda baca dan
cara membacanya.
Ø Berikan paragraph tanpa tanda
baca, suruhlah anak untuk membacanya. Selanjutnya ajaklah anak-anak untuk
menuliskan tanda baca pada paragraph tersebut.
4.
Miskin
Pelafalan
Ketidaktepatan
anak melafalkan sebuah kata disebabkan oleh anak tidak menguasai bunyi-bunyi
bahasa (fonem), anak mengetahui bunyi-bunyi bahasa tetapi tidak dapat
menggunakannya, keterampilan anak sangat kurang, anak mengalami gangguan dalam
hal pendengaran atau pengucapan.Untuk mengatasi kesulitan ini, digunakan cara
sebagai berikut:
Ø Bunyi-bunyi yang sulit
diucapkan perlu diajarkan secara tersendiri
Ø Bagi anak yang tidak dapat
mengucapkan kata secara tepat, berikan latihan khusus pengucapan kata-kata
tertentu yang dipandang sulit.
5.
Penghilangan
Ø Yang dimaksud dengan
kesulitan penghilangan adalah anak menghilangkan (tidak dibaca) kata atau frase
dari teks yang dibacanya. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan anak
mengucapkan huruf-huruf yang membentuk kata. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya adalah :Lakukan korelasi secara tidak langsung (misalnya disuruh
membaca ulang) terhadap anak yang memiliki kebiasaan menghilangkan kata atau
frase dalam membaca
Ø Kenali jenis kata atau
frase yang dihilangkan
Ø Barikan latihan membaca
kata atau frase.
6.
Pengulangan
Kebiasaan
anak mengulangi kata atau frase dalam membaca juga disebabkan oleh foktor tidak
mengenali kata, kurang menguasai huruf-bunyi, atau rendah keterampilannya. Untu
mengatasinya dapat digunakancara sebagai berikut :
Ø Anak perlu disadarkan bahwa
mengulang kata dalam membaca merupakan kebiasaan buruk
Ø Kenali jenis kata yang
diulang
Ø Siapkan kata atau frase
sejenis untuk dilatihkan.
7.
Pembalikan
Kesulitan
seringkali dihadapi oleh anak kidal yang memiliki kecenderungan menggunakan
orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca dan menulis serta rendahnya
penguasaan huruf bunyi. Untuk mengatasi kesulitan ini dapat ditempuh cara
sebagai berikut:
Ø Anak perlu disadarkan bahwa
membaca (bahan bahasa yang menggunakan sistem alfabetis) menggunakan orientasi
dari kiri ke kanan
Ø Bagi anak yang kurang
menguasai hubungan huruf-bunyi, siapkan kata-kata yang memiliki bentuk serupa
untuk dilatihkan
Ø Latihan hendaknya dilakukan
dalam dentuk kata bermakna, misalnya huruf p
dan b dilatihkan dengan menggunakan
kata pagi dan bagi.
8.
Penyisipan
Kebiasaan
anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat yang dibaca termasuk
hambatan dalam membaca untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan cara suruh
anak membaca dengan pelan-pelan dan mengingatkan bahwa dia telah menambahkan
kata dalam membaca.
9.
Penggantian
Kebiasaan
mengganti suatu kata dengan kata lain dapat disebabkan oleh ketidakmampuan anak
membaca suatu kata tetapi dia tahu makna daria tersebut. Untuk mengatasi
masalah ini dapat dilakukan cara sebagai berikut :
Ø Gunakan bahan bacaan yang
termasu kategori mudah
Ø Identifikasi kata-kata yang
sulit diucapkan oleh anak
Ø Latihkan cara mengucapkan
kata-kata tersebut.
10.
Menggunakan
gerak bibir,jari telunjuk, dan menggerakkan kepala
Kebiasaan
anak menggerakkan bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala sewaktu dia
membaca dalam hati dapat menghambat perkembangan anak dalam membaca. Untuk
mengatasinya dilakukan cara :
Ø Suruh anak menggumamkan
suatu kalimat, selanjutnya suruh anak untuk mengulangi membaca kalimat tersebut
tanpa menggumam
Ø Jelaskan pada anak bahwa
membaca dengan cara menggumam dapat menghambat keefektivan membaca.
11.
Kesulitan
konsonan
Cara
yang digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut yaitu:
Ø mengembangkan kemampuan
anak dalam mendengarkan konsonan yang dipandang sulit. Misalnya konsonan d,
tuliskan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d (delapan,adat, dapat
diri,dsb)
Ø Ajak anak memperhatikan
bentuk huruf tersebut
Ø Latihlah anak mengucapkan
kata-kata yang didalamnya terkandung konsonan tersebut.
12.
Kesulitan
Vokal
Cara
yang dapat digunakan untuk mengatasinya yaitu
Ø Menanamkan pengertian bahwa
huruf-huruf dalam melanbangkannya lebih dari satu bunyi. Misalnya huruf i dapat
melambangkan bunyi I dan é, huruf e dapat melambangkan bunyi e, é dan è
Ø Berikan contoh huruf I yang melambangkan bunyi e, é dan è
dalam kata-kata
Ø Ajaklah anak mengunpulkan
kata yang didalamnya terkandung huruf I yang melambangkan bunyi I dan é, huruf
e yang melambangkan bunyi e, é, dan è.
13.
Kesulitan
Kluster, Diftong, dan Digraf
Dalam
bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dua konsonan ataw
lebih), diftong (gabungan dua fokal), dan digraph (dua huruf yang melambangkan
satu bunyi).untuk mengtasi kesulitan ini dapat digunakan cara sebagai berikut:
Ø Mengenalkan kluster(st, kl,
gr, pr, sw dsn), diftong (ai, oi, dan ui) dan digraf (sy, ng, kh, dan ny)dalam
kata atau kalimat
Ø Tuliskan kata atau kalimat
yang mengandungkluster, diftng dan digraph di papan tulis, dan peragakan cara
pengucapannya
Ø Mintalah anak untuk
mengumpulkan kata-kata yang di dalamnya terkandung kluster, diftong, dan
digraph
Ø Suruh anak membacakan
kata-kata yang telah dikumpulkan.
14.
Kesulitan
menganalisis struktur kata
Cara
mengatasinya adalah sebagai berikut :
Ø Catatlah kata yang
seringkali dipandang sulit untuk diucapkan oleh anak
Ø Perkenalkan kata-kata
tersebut kepada anak dengan memanfaatkan metode SAS.
Ø Suruhlah anak mencari
kata-kata yang sejenis dan membacanya.
15.
Tidak
mengenali makna dalam kalimat dan cara mengucapkannya
Kesulitan
ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya , kurangnya penguasaan kosa
kata, kurangnya pengusaan struktur kata, dan kurangnya penguasaan unsure
konteks(kalimat dan hubungan antar kalimat). Cara untuk mengatasinya adalah :
Ø Ambil satu kata dan
daftarlah kata turunannya (misalnya kata baca: membaca, membacakan, dibaca,
dibacakan, bacaan, dan terbaca)
Ø Ambillah suatu bacaan,
ajaklah anak untuk memaknai kata baca dan turunannya yang terdapat dalam bacaan
tersebut.
Ø Alihkan pada kata lain
(misalnya kata tulis, gambar, makan, dsb
D. Srategi
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Untuk
meningkatkan kemampuan membaca murud sekolah dasar, guru perlu memperhatikan
pemilihan bahan ajar membaca, metode pengajaran membaca, dan problem umum yang
dihadapi anak dalam membaca.
E. Srategi Pengucapan
Ada
beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengenali cara mengucapkan suatu
kata, yaitu sebagai berikut :
1.
Analisis
dan Sintesis fonik. Fonik merupakan teknik decoding yang ditentukan oleh factor
kemampuan mencocokan huruf dan bunyi. Analisis fonik merupakan teknik
memilah-milah kata kedalam komponen-komponen, sintesis fonek merupakan teknik
menggabungkan kembali komponen menjadi kata.
2.
Keseluruhan
kata atau metode menatap yakni anak langsung dihadapkan pada kata dan
mengucapkannya.
3.
Meminta
seseorang untuk mngucapkan kata untuh anda.
4.
Unsur
konteks (kata-kata yang melingkupi kata) merupakan unsure yang dapat berupa
bentuk demensi, contoh perbandingan atau kontras, penjelasan yang dapat
menggambarkan makna kata.
5.
SAS
yaitu teknik membelah kata kedalam unit-unit pengucapannya, kata dibelah
menjadi bagian-bagian, seperti : awalan, akhiran, akar kata atau bentuk kombinasi
dan membangun kembali unit-unittersebut menjadi kata.
6.
Melihat
pengucapannya dalamm kamus.
F. Pemilihan Bahan
Ajar Membaca
Bagi sebagian besar murid SD bahasa Indonesia merupakan
bahasa kedua. Dalam teori belajar bahasa dikemukakan bahwa bahasa pertama
(bahasa ibu) memiliki peran dalam keberhasilan belajar bahaasa kedua, termasuk
belajar membaca dan menulis. Dulay dan Krashen (1982) mengemukakan bahwa bahasa
pertama dapat berpengaruh positif dan negative terhadap proses belajat bahasa
kedua. Yang dimaksud dengan pengaruh positif adalah bahasa pertama yang
dimiliki siswa dapat memperlancar proses belajar bahasa kedua. Yang dimaksud
dengan pengaruh negatif adalah bahasa pertama yang dikuasai siswa dengan bahasa
kedua seringkali menghambat proses belajar bahasa kedua. Ellis (1986)
menggunakan istilah transfer untuk
menamai pengaruh positif dari bahasa pertama terhadap belajar bahasa kedua dan
istalah interferensi untuk menamai pengaruh negatif dari bahasa pertama
terhadap belajar bahasa kedua.
Teori transfer dan
interferensi tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pemilihan bahan
pelajaran. Kesamaan yang terdapat dalam bahasa pertama (bahasa daerah) yang
dikuasai siswa dengan bahasa kedua(bahasa Indonesia) hendaknya dijadikan bahan
dalam pengajaran membaca dan menulis. Kesamaan tersebut adalah dalam hal
bunyi/fonem, suku kata, kata, kelompok kata atau stuktur kalimat.
Kurikulum
1994 tidak secara eksplisit mencantumkan bahan ajar bahasa Indonesia
namunberupa rambu-rambutentang penentuan teknik bahan ajar yang dikemukakan
sebagai berikut.
ü Karena belajar bahasa
Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomonikasi , meningkatkan kemampuan
berpikir, dan memperluas wawasan, maka bahan pengjaran harus diarahkan pada
kepentingan tersebut.
ü Bahan pengajaran bersifat
terpadu dan berkesinambungan dan dapat
dipadukan dengan pelajaranlain.
ü Penyajian bahan pengajaran
bersifat fleksibel dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengajaran.
Kriteria pemilihan
bahan ajar berdasarkan kurikulum 1992 meliputi :
1.
Bahan
pengajaran harus mencerminkan kurikulum yang digunakan;
2.
Bahan
pengajaran harus memiliki teks (isi) dan tugas yang otentik;
3.
Bahan
pengaajran harus mampu menumbuhkan interksi;
4.
Bahan
pengajaran harus mampu memungkinkan pembelajaran memusatkan perhatiannya pada
aspek-aspek formal bahasa;
5.
Bahan
pengajaran harus mendorong pembelajaran mengembangkan keterampilan
belajar-bagaimana-belajar (learning-how-to learn); dan
6.
Bahan
pengajaran harus dapat mendorong pembelajaran menerapkan keterampilan
berbahasa.
G. Metode
Pengajaaran Membaca
Pengajaran
membaca dibedakan menjadi dua macam yakni membaca tanpa buku dan membaca dengan
buku. Berikut adalah langkah-langkah mengajar membaca.
1.
Membaca
Tanpa Buku (8-10 minggu)
ü Guru menunjukkan gambar
yang berisi cerita
ü Guru menceritakan isi
gambar
ü Siswa disuruh menceritakan
kembali isi gambar
ü Menulis kata yang terdapat
dalam cerita dalam rangka mengenalkan huruf dan cara membacanya
ü Gambar sudah tidak
digunakan, sebagai gantinya, guru membuat cerita sederhana dan menuliskannya di
papan tulis.
1.
Membaca
dengan Buku
Pengajaran
membaca dengan buku ini mulai dilaksanakan setelah anakmengenal huruf. Misalnya
membaca buku pelajaran, membaca majalah yang telah dipilih oleh guru
(huruf-huruf yang diperkenalkan
meliputi: a, I, n, m, u, b, c, p, o, l, h, t, d, dan s), membaca bacaan yang
disusun oleh guru dan siswa, yang disusun oleh siswa secara berkelompok maupun
individual.
Pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran membaca
yang didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang telah
dikuasai anak. Rubin(1993) mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam
pembelajaran membaca,yakni :
1.
Peningkatan
Ucapan : anak yang mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi tertentu
akan menghadapi kesulitan dalam membaca. Untuk itu guru perlu mengidetifikasi
bnyi-bunyi mana yang sulit diucapkan
anak dan diperlukan secara terpisah.
2.
Kesadaran
Fonemik : dalam kegiatan ini anak diharapkan dapat mengenali bunyi-bunyi yang
membangun suatu kata secara keseluruhan.
3.
Hubungan
Antara Bunyi- Huruf : guru perlu mengajarkan secara terpisah kapada anak yang
mengalami kesulitan dalam hal hubungan bunyi-huruf. Guru dipandang mampu
mengidentifikasi apakah anak dengan tepat mencocokkan antara bunyi dengan
huruf.
4.
Membedakan
Bunyi-Bunyi : Latihan membedakan bunyi diarahkan pada bunyi-bunyi sejenis. Baik
yang membedakan arti maupun tidak membedakan arti.
5.
Kemampuan
Mengingat : kemampuan untukmenilai apakah dua bunyi atau lebih itu sama atau
berbeda.
6.
Membedakan
huruf : kemampuan membedakan huruf-huruf (lambing bunyi), termasuk angka.
7.
Orientasi
dari kiri ke kanan : guru dipandang perlu mengamati apakah ada di antara
muridnya yang kidal sehingga mendapat perhatiankhusus dalam menemukan kesadaran
kegiatan membaca (menulis ) dimulai dari kiri ke kanan.
8.
Keterampilan
Pemahaman : anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan kognitifnya juga
mengalami kesulitan dalam membaca, sebab membaca pada dasarnya
merupakankegiatan berpikir. Kegiatan pemahaman tidak harus menunggu anak lancar
membaca, anak dalam membaca memahami pesan melalui bahasa lisan dan gambar.
Jadi peranan bahasa (lisan) guru sangat
penting artinya dalam pengembangan pemahaman anak terhadap pesan yan
dihadapinya.
9.
Penguasaan
Kosakata : pengenalan kata merupakan proses yang melibatkan kemampuan
mengidentifikasi simbol tulis, mengucapkan dan menghubungkannya dengan makna.
BAB III
PENUTUP
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Problem Umum yang Dihadapi Anak dalam Membaca
di antaranya adalah Kurang mengenal huruf,membaca kata demi kata, memparafrasekan
yang salah, miskin pelafalan, penghilangan, pengulangan, pembalikan, penyisipan,
penggantian, menggunakan gerak bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala, kesulitan
konsonan, kesulitan vokal, kesulitan kluster, diftong, dan digraph, kesulitan
menganalisis struktur kata, dan tidak mengenali makna dalam kalimat dan cara
mengucapkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Rofi’
uddin , Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 1998.
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Guntur,
Henry Tarigan. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa Bandung
0 comments:
Post a Comment
INGAT!! Komentar anda akan dilihat banyak orang, maka dari itu berikanlah komentar terbaik anda